Manchester United dikabarkan sedang mengincar kesepakatan transfer musim panas ini, Denzel Dumfries ditukar dengan Aaron Wan-Bissaka, tapi berikut beberapa alasan mengapa kesepakatan itu tidak akan terjadi.
Rumor ini muncul pada bulan Januari, dan sepertinya tidak masuk akal. Menurut sejumlah media Inggris, termasuk The Metro dan The Sun, Manchester United telah menolak kesepakatan barter dengan Inter Milan yang akan membuat Denzel Dumfries pergi ke Old Trafford sementara Aaron Wan-Bissaka pergi ke Inter.
Namun ini tidak akan masuk akal jika Anda melihat dari sisi keuangan, dan mungkin laporannya tidak akurat sejak awal, tetapi memang kesepakatan ini awalnya tampak menjanjikan bagi United. Lagipula, Wan-Bissaka, yang belum pernah benar-benar bersinar sejak bergabung dari Crystal Palace seharga £50 juta, hanya memiliki sisa kontrak 18 bulan dan juga Inter sedang berada dalam situasi yang sama dengan Dumfriesyang telah menjadi target transfer Erik ten Hag.
Singkatnya, kesepakatan itu terdengar sangat sempurna untuk United, itu awalnya, tapi ada sesuatu yang tidak beres. Kini saat rumor transfer ini kembali mengemuka, dan United bisa menawarkan Wan-Bissaka ke Inter sebagai bagian pertukaran, kita harus mulai berasumsi bahwa kesepakatan ini sepertinya tidak akan mungkin terwujud.
Cukup banyak media, termasuk Caught Offside, berspekulasi bahwa kesepakatan semacam itu bisa terjadi, sementara TeamTalk bahkan mengklaim bahwa United mungkin mencoba menggunakan Wan-Bissaka sebagai alat tawar menawar dalam kesepakatan untuk Michael Olise, yang tentu saja akan membuat bek kanan itu kembali ke mantan timnya. Rumor itu tampaknya tidak mendapatkan banyak daya tarik, namun demikian, konsep Wan-Bissaka yang ditukar dengan pemain lain alih-alih uang menjadi hal yang biasa di bursa transfer.
BACA JUGA:Jadwal Liga Konferensi Eropa Malam ini Musim 2024/2025Jadwal Liga Europa Malam Ini Musim 2024/2025Jadwal Bola Malam Ini, Siaran Langsung Sepak Bola di TV Hari IniNamun ini akan sulit terwujud, di saat transfer ini tampak ideal untuk United, tapi jelas kesepakatan barter pemain ini kurang menarik bagi Inter milan.
Keahlian Wan-Bissaka hampir murni bertahan. Dia adalah jagoan dalam hal menjegal pemain lawan yang fantastis yang mampu membaca permainan dengan brilian dan jarang membiarkan bola melewatinya selama musim lalu, dia mencatatkan 2,25 intersepsi per pertandingan, salah satu yang tertinggi di Eropa, dan juga jumlah yang tepat sama dalam hal tekel. Ditambah dengan umpan yang akurat dan kemampuan melihat bahaya dan menghentikannya, maka tim yang memilikinya pasti memiliki pemain yang sangat bagus untuk ditambahkan ke lini belakang mereka.
Tapi Inter tidak bermain dengan gaya permainan flat four atau empat bek rata, dan hanya sedikit tim yang membutuhkan kualitas seperti yang dimiliki Wan-Bissaka. Jika Inter memang membiarkan Dumfries pergi, yang seharusnya sangat mungkin terjadi karena negosiasi kontrak baru yang terhenti, maka mereka kemungkinan akan mencari bek sayap yang cepat yang setidaknya nyaman di sepertiga akhir lapangan seperti di kotak penalti sendiri.
Wan-Bissaka, dengan segala kemampuannya di lini belakang, menawarkan sedikit doroongan ke depan bagi timnya, bahkan 93% bek sayap di lima liga besar Eropa menciptakan lebih banyak peluang tembakan daripada yang dia lakukan untuk timnya. Wan-Bisaka adalah kebalikan dari Dumfries, yang membuat tekel lebih sedikit dibandingkan 93% bek sayap di lima liga besar, tetapi ia justru menghasilkan banyak peluang ke depan. Transfer ini akan sangat masuk menguntungkan untuk Manchester United, tetapi tidak untuk Inter Milan.
Keuangan adalah masalah utamanya. Gaji £90.000 per pekan yang dikantongi oleh Wan-Bissaka bukanlah salah satu gaji terbesar di United, tetapi itu lebih dari yang dibayar Inter kepada Dumfries dan mungkin lebih dari kemampuan mereka untuk menggajinya, itulah kenapa saat ini pembahasan kontrak Dumfries macet. Dumfries dilaporkan menginginkan gajinya naik, dan Inter bertahan tak mau menaikkan gajinya. Tampaknya tidak mungkin bagi Inter untuk mengeluarkan lebih banyak uang hanya untuk satu pemainnya.
Crystal Palace, sementara itu, punya dana untuk membawa Wan-Bissaka kembali, tetapi mereka juga tidak memiliki ruang dalam formasi mereka untuk bek yang murni bertahan. Sejak kedatangan Oliver Glasner, bek sayap Palace selalu mendorong ke lini tengah di sebagian besar pertandingan, dan Wan-Bissaka tidak cocok dengan strategi tersebut. Sejujurnya, tidak banyak tim besar di Eropa yang memiliki tempat untuk Wan-Bissaka.
Ada satu masalah lagi, kemungkinan Erik Ten Hag dipecat oleh Manchester United. Dumfries yang dilaporkan menjadi target Ten Hag, bukan menjadi incaran pelatih yang kemungkinan hanya akan berada di sana dalam sebulan ke depan.
Kemungkinan besar, United akan terpaksa menerima penjualan Wan-Bissaka dengan nilai transfer yang lebih rendah atau hanya mempertahankan Wan-Bissaka di tim sampai kontraknya habis tahun depan. Menggunakan Wan-Bissaka sebagai tambahan dalam kesepakatan transfer lainnya memang masuk akal bagi United karena dapat membantu mereka menjaga pengeluaran tetap rendah terkait aturan keuangan di Liga Inggris. Namun, opsi ini tampaknya tidak terlalu menarik bagi pihak lain.