Kepala Sepak Bola UEFA Zvonimir Boban mengkritik duo pelatih Premier League Pep Guardiola (Manchester City) dan Jurgen Klopp (Liverpool) karena keduanya kerap mengkritik padatnya jadwal pertandingan yang harus dimainkan timnya.
Bukan rahasia lagi bahwa kedua pelatih itu adalah juru taktik yang paling vokal dalam menyuarakan keluhan tentang padatnya jadwal pertandingan, terutama dengan kompetisi di Liga Inggris yang ada kompetisi Premier League selain Community Shield, Piala FA, dan Piala Liga. Belum lagi jika ada tim yang bermain di sepak bola Eropa.
Bahkan Pep Guardiola pada akhir 2021 lalu sempat menyarankan agar semua manajer, pemain, dan staf bersatu dalam upaya untuk mengatasi padatnya jadwal pertandingan, mengklaim bahwa kata-kata tidak cukup untuk membawa perubahan, seperti berita yang diungkap oleh Talksport.
Jurgen Klopp, seperti yang diberitakan BBC,juga tak kalah vokal dalam mengeluhkan padatnya jadwal pertandingan, berkali-kali membicarakan tentang konsekuensi bermain terlalu banyak pertandingan meski menariknya bahwa dia termasuk pelatih yang justru jarang melakukan rotasi pada skuadnya.
Sekarang petinggi UEFA dan sekaligus mantan pemain AC Milan Zvonimir Boban mengaku bingung dengan keluhan dari dua manajer Premier League itu terutama karena mereka memiliki skuad yang sangat mendukung untuk bisa bersaing di semua kompetisi.
BACA JUGA:Prediksi Ferencvaros vs Tottenham, Spurs Berambisi Perpanjang Empat Kemenangan BeruntunZhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat CederaDia mengatakan kepadaLa Gazzetta dello Sport, “Mereka harus berbicara dengan klub mereka yang mendorong untuk memainkan lebih banyak pertandingan Eropa karena di sanalah mereka mendapatkan pendapatan paling banyak. Saya belum pernah mendengar Franco Baresi atau Ruud Gullit mengeluh karena mereka bermain 60 pertandingan per musim.”
“Belum pernah mendengar Marcello Lippi atau Fabio Capello berdebat, dan mereka masih memenangkan segalanya. Klopp dan Guardiola memenangkan Liga Inggris dengan klub mereka dan selalu mencapai final Liga Champions atau semifinal. Mereka memiliki 25 bintang dan lima pemain pengganti di skuad mereka, saya tidak mengerti mengapa mereka masih mengeluh.”
“Mungkin, itu hanya alasan, tetapi mereka tidak membutuhkannya. Saya mengerti bahwa di Inggris, mereka memiliki satu kompetisi domestik lebih banyak (Piala Liga), tetapi mereka harus berdebat dengan liga mereka.”