Rudi Voller usai laga Timnas Jerman vs Perancis

Gila Bola – Rudi Voller sukses membawa Timnas Jerman kalahkan Perancis, 2-1, Rabu (13/9), setelah 19 tahun ia tinggalkan pinggir lapangan. Namun lebih dari hasilnya, ini menjadi penampilan Die Mannschaft yang dirindukan para suporternya.

Pertanyaannya sekarang – meski ini terlalu dini untuk diungkapkan, siapa yang akan menjadi pelatih tetap Timnas Jerman selanjutnya?

Menyaksikan Rudi Voller berada di pinggir lapangan seakan pikiran kembali ke awal tahun 2000-an. Ketika itu, sepak bola Jerman pun sedang terseok-seok dan kejayaan di Piala Dunia menjadi sesuatu yang lebih dirasakan para pesepak bola putri Jerman.

Lalu, sekitar 20 tahun kemudian, ketika rambut Völler sedikit memutih dan ia memiliki skuad dengan rata-rata usia yang agak lebih muda, mantan striker Jerman di era 1982 – 1994 itu kembali mendapati dirinya berada di tengah-tengah momen yang menentukan dalam sejarah sepak bola Jerman.

Bagi sebuah tim yang alami empat kekalahan beruntun – sesuatu yang belum pernah dialami Timnas Jerman sejak memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya di tahun 1954, kemenangan 2-1 atas Perancis amat sangat menggembirakan, tapi satu hal yang lebih penting adalah, penampilan mereka di lapangan.

BACA JUGA:Zhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester United

Timnas Jerman Kembali Tampil Penuh Komitmen

Rudi Voller barangkali berhasil meyakinkan skuad Jerman agar menampilkan kembali permainan yang penuh komitmen, di mana hal itu tak terlihat selama beberapa bulan terakhir ini.

Guna menyenangkan suporter Jerman yang memenuhi stadion, para pemain langsung lakukan toss dan toss di dada saat mereka berhasil memenangkan tekel, menahan peluang sepak pojok lawan dan membendung tembakan lawan.

Ini menjadi momen istimewa pula bagi Thomas Muller, karena ia berhasil mencetak gol dalam penampilannya yang ke-122 untuk Timnas Jerman – dan gol itu menjadi golnya yang ke-44 untuk Die Mannschaft.

Terdengar sangat penuh sensasi saat disebutkan, satu malam di Dortmund di bawah asuhan Rudi Voller, Hannes Wolf dan Sandro Wagner berhasil membalikkan situasi.

Namun satu hari setelah kapten Jerman, Ilkay Gundogan, mengakui dia dan rekan-rekan satu timnya merasa telah ‘membuat Hansi (Flick) dipecat’ karena tak bisa menerjemahkan arahannya menjadi sebuah permainan yang bagus, Timnas Jerman malah tampak kembali bersenang-senang saat mainkan sepak bola mereka.

“Fans juga bersama kami di Wolfsburg dan mereka telah menikmati hasil serta permainan bagus seperti malam ini, tapi di sini di kandang Dortmund, tim tunjukkan level bebeda dan beginilah bagaimana seharusnya,” ujar Thomas Muller usai pertandingan, seperti dilansir DW.

“Kami eksekusi banyak hal di lapangan, permainan kami mengalir dan menghadiahi diri kami sendiri di waktu yang tepat – saat anda melakukannya dan menang, itu sangat menyenangkan,” tambah Muller.

Terakhir kali Timnas Jerman lakukan hal serupa, adalah saat mereka kalahkan Italia pada musim panas tahun lalu. Sejak saat itu, dalam 12 pertandingan, mereka terus alami penurunan, karena terus dibebani tekanan untuk tampil dan mewakili.

Hingga akhirnya, Timnas Jerman di bawah asuhan Hansi Flick terasa seperti Jerman di bawah asuhan Joachim Loew – seorang pelatih yang tampak kehilangan keyakinan bahwa dia bisa selamatkan timnya. Karena itulah, Flick kemudian dipecat, dan pembangunan kembali dimulai.

Bagaimana Timnas Jerman Setelah Ini?

Dari sisi psikologis, ada yang beranggapan langkah pertama pembangunan Timnas Jerman sudah dilakukan di kandang Borussia Dortmund – venue laga Jerman vs Perancis. Kegembiraan para pemain dalam tunjukkan permainan gemilangnya seakan telah memberi kebebasan kepada tim untuk bermain semaksimal mungkin, dan pada kesempatan tertentu.

Dengan akan kembalinya Rudi Voller pada perannya sebagai direktur olahraga di Timnas Jerman, kini tersedia panggung bagi pelatih baru untuk membawa skuad Jerman terus melaju ke depan.

Posisi itu akan terisi saat Jerman terbang ke Amerika Serikat di pertengahan bulan Oktober, dan ia bertugas membangun rasa euforia di dalam tim jelang ajang Euro 2024 yang akan digelar di Jerman musim panas tahun depan, serta berikan lebih banyak hal yang diharapkan dan sudah ditunjukkan tim di markas BVB dini hari tadi.

Rudi Voller Puji Permainan Timnas Jerman Saat Kalahkan Perancis

“Kami kalahkan sebuah tim papan atas dunia, bahkan walaupun itu terjadi dalam sebuah laga persahabatan, kemenangan itu memberi kami hasil yang sangat bagus,” ujar Voller usai laga.

“Di Wolfsburg, kami merasa suporter ingin mendukung kami di Euro. Di sini (di Dortmund), kami tahu kami sudah mendapat dukungan besar dari suporter kami yang luar biasa,” tambah Voller – yang pernah memenangkan Piala Dunia 1990, dan pernah melatih Jerman pada tahun 2000 hingga 2004 sebelum akhirnya mundur setelah timnya tersingkir di fase grup Euro 2004.

“Namun, malam ini, bukan cuma soal hasilnya, itu mengenai bagaimana kami bermain, gairah kami untuk tampil dan cara kami menguasai pertandingan – saya senang dengan apa yang saya lihat,” tegas pelatih berusia 63 tahun tersebut.

Timnas Jerman Bakal Diasuh Pelatih Asing?

Germany sejauh ini belum pernah menunjuk seorang pelatih asing, tapi kemungkinan inilah saat yang tepat untuk lakukan itu. Pasalnya, ada Louis van Gaal yang tawarkan pengalaman internasional dan dia mengenal Jerman dengan baik.

Van Gaal juga menjadi favorit di antara dua mantan bintang Bayern Munchen, Bastian Schweinsteiger dan Philipp Lahm.

Lalu, Julian Nagelsmann kini masih menganggur, tapi masih terikat kontrak di Bayern — walaupun Uli Hoeness memperkirakan jawara Bundesliga itu tak akan menghalangi jalan pelatih muda tersebut, jika ia siap menjadi pelatih Timnas Jerman yang baru. Satu hal yang penting, siapapun pelatih yang dipilih nanti, dia harus bisa mengkreasikan sebuah tim yang berisikan para pemain berbakat.

Tautan sumber