Pep Guardiola, Mikel Arteta, Manchester City

Bukan tanpa alasan Pep Guardiola disebut-sebut sebagai pelatih terbaik yang pernah ada dengan filosofi sepak bolanya memang sangat kuat.

Gila Bola – Xavi Hernandez meramalkan, ketika Pep Guardiola pertama kali ditunjuk sebagai bos baru Manchester City pada 2016, bahwa mantan bosnya akan mendominasi Premier League.

Prediksi itu sempat tampak salah di musim pertama karena bos Catalan dikalahkan pasukan heroik Antonio Conte dan Chelsea untuk memenangkan gelar pada 2016/2017, namun prediksi pelatih Barcelona saat ini tersebut pada akhirnya terbukti menjadi kenyataan.

Dalam lima musim terakhir, 2018-2022, Pep Guardiola dan Manchester City memenangkan empat gelar liga. Selain itu dia juga memenangkan empat gelar Piala Liga, satu Piala FA, dan dua Community Shield.

Nah, kehebatan Pep Guardiola tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerjanya secara langsung pada timnya, tapi juga filosofi yang diwariskannya pada murid-muridnya yang membuahkan hasil, dengan pemuncak klasemen Liga Inggris (Arsenal), Liga Spanyol (Barcelona), dan Championship (Burnley) semua dilatih oleh murid sang juru taktik Catalan

BACA JUGA:Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!

Mikel Arteta – Arsenal

Premier League dalam lima musim terakhir hampir membosankan karena dominasi Manchester City yang menang empat kali, dan untuk mengakhiri persaingan yang membosankan, Pep Guardiola ‘mengirim’ muridnya dan asistennya Mikel Arteta ke Arsenal untuk bersaing dengannya dalam menantang gelar.

Hasilnya? The Gunners saat ini menjadi penantang terkuat untuk merebut gelar dari The Citizens, memuncaki klasemen sementara Liga Inggris dengan keunggulan lima angka dari juara bertahan dan baru kalah sekali sepanjang musim.

Mikel Arteta juga benar-benar mewarisi Pep Guardiola, mulai dari tata kelola skuad yang membuatnya melepas pemain seperti Pierre-Emerick Aubameyang, hingga taktik permainan yang juga mengambil filososi dari mantan bosnya itu.

Xavi Hernandez – Barcelona

Joan Laporta, selama pemilihan presiden Barcelona, berjanji akan membawa Xavi Hernandez sebagai manajer untuk menghidupkan kembali filosofi sepak bola Blaugrana, sesuai yang benar-benar dilakukannya untuk menggantikan Ronald Koeman.

Hasilnya? Filosofi raksasa Catalan memang berhasil memulai kembali filosofi tiki-taka ala Barca di Camp Nou di bawah asuhan bos 42 tahun itu dan tim sekarang telah memuncaki klasemen sementara La Liga.

Xavi Hernandez merupakan metronom utama permainan tiki-taka Barcelona yang meraih kejayaan utama di bawah asuhan Pep Guardiola, dan sekarang dia mewarisi gaya sepak bola mantan manajernya untuk tim besutannya di Catalan.

Vincent Kompany – Burnley

Vincent Kompany, dalam sebuah acara yang diberitakan di Sky Sports, pernah digoda apakah dia akan tertarik untuk mengontrak Cristiano Ronaldo yang saat itu tersedia bebas transfer, dia mengatakan bahwa dia butuh pemain yang bisa berlari.

Mantan kapten Manchester City itu ditunjuk sebagai bos baru Burnley pada awal musim ini setelah menjadi pemain-pelatih dan pelatih pada 2019-2022 di Anderlecht, dan dia sekarang mengembangkan reputasinya sendiri bersama The Clarets.

Rekor Vincent Kompany telah luar biasa bersama Burnley, memenangkan 16 dari 26 pertandingan dan hanya kalah sekali untuk membuat timnya memuncaki klasemen sementara Championship dan diambang lolos ke Premier League musim depan. Secara keseluruhan, rekornya adalah menang 18, imbang delapan, kalah tiga dari total 29 pertandingan di semua kompetisi.

Tautan sumber