Gila Bola – Jose Luis Mendilibar yang memimpin Sevilla ke laga Piala Super Eropa tidak memiliki taktik khusus. Ia seorang yang pragmatis. Dan ketiadaan pola khusus dalam permainannya ini bisa merepotkan Manchester City.
Maksudnya “tidak memiliki taktik khusus” itu adalah begini. Mendilibar menyukai formasi 4-4-2. Tapi jika situasi memungkinkan ia bisa fleksibel mengubahnya menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-3.
Sang pelatih 62 tahun itu juga tidak mengharuskan pemainnya mematuhi strategi tertentu, misalnya menekan tinggi di lapangan lawan yang dianut oleh kebanyakan pelatih modern.
Jika berhasil menekan lawan dan sukses mencuri bola di setengah lapangan lawan, ya silakan. Tapi jika gagal ya tidak ada-apa, secepatnya mundur dan solid dalam bertahan. Hal-hal yang tidak berpola seperti ini akan membingungkan Pep dalam merancang serangan.
Belajar Dari Laga Sevilla vs Valencia
Jika Anda melihat rekaman pertandingan terakhirnya, laga Liga Spanyol melawan tamunya Valencia maka sama sekali tidak terlihat ia main bertahan, meskipun Sevilla dikenal memiliki kelemahan di lini belakang.
BACA JUGA:Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Dari foto di atas terlihat sebuah situasi menyerang saat Sevilla memiliki bola, empat pemain tim putih berada di dalam atau sekitar kotak penalti, satu di sayap kanan di dekat pemain yang menguasai bola guna memberi dukungan.
Itu berarti masih ada empat pemain lain yang tidak ikut maju ke depan. Inilah yang disebut oleh para pengamat sebagai “pertahanan yang solid” ala Mendilibar. Ia tidak terpancing untuk mendorong para pemain belakangnya ikut maju.
Kesukaannya adalah menyerang melalui tengah karena peluang gol lebih besar. Namun winger memainkan peran besar sebagai penerobos atau membawa bola maju melalui sisi sayap.
Tetapi setelah mendekati kotak lawan, bola dikirimkan ke tengah. Si winger tidak berlari sampai ke garis akhir lalu mengirim umpan tarik, seperti yang menjadi pola serangan sepak bola tradisional khas Inggris. Inilah satu pola khas Mendilibar yang bisa kita baca dari permainan kontra Valencia 12 Agustus kemarin.
Si pemain di sisi sayap itu, Lucas Ocampos, menyerahkan bola ke Suso. Lalu oleh sang gelandang 29 tahun, bola dilambungkan ke tiang jauh gawang Giorgi Mamardashvili. Disundul oleh Youssef En Nesyri dan menjadi gol!
Dari rekaman laga itu terlihat Sevillistas lebih dominan. Pemain diizinkan untuk menembak dari luar kotak, seperti yang dilakukan oleh Marcus Acuna pada menit-menit awal pertandingan dan satu peluang emas lain yang gagal gol oleh Ocampos.
Mereka apes saja bisa kebobolan dua gol dari pemain Los Che. Satu melalui bek asal Guinea Mouctar Diakhaby, yang menyambar bola silang dari Andre Almeida, dan satu gol lain melalui pemain muda 20 tahun, Javi Guerra.
Mendilibar Pindah-pindah Klub, Pernah Hanya 8 dan 12 Persen Kemenangan
Si pelatih Spanyol ini merupakan figur kesukaan pemilik klub. Tidak rewel minta-minta transfer pemain mahal ini dan itu. Atau ngambek kalau permintaan transfernya tidak dituruti dan curhat ke media massa saat jumpa pers.
Musim lalu dengan modal pemain seadanya, ingat bahwa Mendilibar datang pada akhir Maret 2023, yang berarti sudah melewati jendela transfer musim dingin untuk mendatangkan pemain baru, ia membawa Sevilla memenangkan trofi Liga Europa.
Tahu berapa pemain didatangkan oleh Sevilla pada musim panas 2023 ini? Dua saja yang berbayar. Bek tengah Loïc Badé dari Rennes dan Djibril Sow dari Eintracht Frankfurt.
Harga transfer yang dibayarkan untuk Loïc Badé 12 juta Euro, sementara Sow 10 juta Euro. Itu setara 200 Miliar rupiah dan 167 Miliar rupiah saja. Tidak mahal. Tidak sampai membebani keuangan klub.
Loïc Badé kena kartu merah karena menjadi pemain terakhir yang menjatuhkan pemain Valencia dalam sebuah peluang gol yang jelas, tetapi kartu merah itu tidak berlaku untuk final Piala Super UEFA hari Kamis (17/8) besok lusa.
Titik lemah Mendilibar adalah, ia tidak bisa memaksimalkan pemain yang memang tidak bisa apa-apa, alias berkapasitas rendah. Hal itu terlihat ketika ia menangani Deportivo Alaves, Desember 2021 sampai April 2022, saat statistik kemenangannya hanya, tahu berapa? 8 persen saja. 8,33 persen tepatnya.
Tetapi jika ada cukup banyak pemain berkualitas seperti yang dimilikinya di Sevilla saat ini, Mendilibar bisa mempersembahkan trofi. Satu yang sudah terbukti adalah trofi Liga Europa 2023, mengalahkan Jose Mourinho dan para pemain AS Roma di final. Statistik kemenangannya saat ini 44,44 persen.