Wissam ben Yedder setelah mencetak gol untuk Monaco

Mantan kapten AS Monaco, Wissam Ben Yedder, tengah menghadapi persidangan di Pengadilan Pidana Nice pada 15 Oktober mendatang. Penyerang berusia 34 tahun tersebut didakwa atas beberapa tuduhan serius, termasuk penyerangan seksual, penolakan mematuhi aturan hukum, dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Insiden ini dilaporkan terjadi di wilayah Alpes-Maritimes pada malam antara Jumat dan Sabtu, saat seorang wanita berusia 23 tahun mengajukan gugatan atas penyerangan seksual yang dilakukan oleh Ben Yedder di mobilnya.

Jaksa penuntut umum dari Nice, Damien Martinelli, mengonfirmasi bahwa Ben Yedder telah ditangkap setelah diketahui mengemudi dalam kondisi mabuk oleh pihak kepolisian di Cap-d’Ail. Penangkapan tersebut dilakukan usai adanya laporan yang diajukan oleh korban.

Ben Yedder kemudian dihadapkan pada pengadilan pada hari Minggu, di mana dia didakwa dengan beberapa pelanggaran, termasuk penyerangan seksual dalam keadaan mabuk.

Meskipun Ben Yedder dan kuasa hukumnya, Me Hasna Louzé, belum memberikan tanggapan resmi mengenai kasus ini, perhatian besar tetap terpusat pada persidangan yang akan datang.

BACA JUGA:Mikel Arteta Tersanjung Dengan Mikel Merino Saat Update Cedera Martin Odegaard Terungkap!Manchester City Blunder Lagi? Usai Cole Palmer, Kini Liam Delap Bersinar Usai Dilepas Guardiola!Laga Man United vs Porto Bisa Jadi Laga Penghakiman Bagi Erik Ten Hag!

Publik sepak bola Prancis dan dunia sedang menunggu hasil dari kasus ini, mengingat Ben Yedder adalah salah satu pemain top yang pernah memperkuat tim nasional Prancis serta memiliki catatan prestasi yang gemilang selama berkarier di Monaco.

Jaksa Nice, Damien Martinelli, juga menyatakan bahwa pihak kejaksaan telah mengajukan banding atas keputusan untuk tidak menahan Ben Yedder setelah dia dibebaskan pasca penangkapannya. Keputusan ini menimbulkan kontroversi, terutama karena sifat berat dari tuduhan yang dihadapi oleh mantan pemain internasional Prancis tersebut.

Laporan dari surat kabar Prancis, L’Équipe, menambahkan bahwa tuduhan ini muncul setelah seorang wanita, yang lahir pada tahun 2001, mengajukan gugatan kepada Ben Yedder atas tindakan penyerangan seksual yang diduga terjadi di dalam mobilnya.

Insiden ini bukanlah pertama kalinya Ben Yedder terlibat dalam kasus hukum terkait kekerasan seksual. Tahun lalu, dia juga didakwa atas tuduhan pemerkosaan, percobaan pemerkosaan, dan penyerangan seksual dalam kasus terpisah yang terjadi di Prancis selatan.

Performa Ben Yedder di lapangan selama beberapa musim terakhir tak diragukan lagi. Pada musim lalu di Ligue 1, ia mencetak 16 gol dan menyumbangkan 3 assist untuk membantu AS Monaco finis di posisi kedua di belakang Paris Saint-Germain.

Secara keseluruhan, Ben Yedder telah mencetak 118 gol dalam 201 penampilan untuk Monaco dalam kurun waktu lima musim, menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa klub tersebut setelah legenda Argentina, Delio Onnis, yang mencetak 223 gol.

Meskipun Ben Yedder tidak memiliki klub sejak kontraknya dengan Monaco berakhir musim lalu, kariernya yang gemilang di dunia sepak bola tidak dapat dipungkiri. Selama masa keemasannya, dia juga meraih 19 caps untuk tim nasional Prancis, dengan penampilan terakhirnya pada Juni 2022.

Kasus hukum ini menjadi sorotan besar tidak hanya di Prancis, tetapi juga di kancah sepak bola internasional. Reputasi Ben Yedder sebagai salah satu striker terbaik di Eropa kini berada di bawah bayang-bayang tuduhan kriminal serius.

Persidangan pada 15 Oktober nanti akan menjadi momen penentu bagi masa depan mantan bintang Monaco ini, baik dari sisi hukum maupun karier sepak bolanya.

Tautan sumber