Jadon Sancho Dinilai Berhak Bersuara Atas Tuduhan Manajernya di Manchester United

Gila Bola – Robbie Fowler, legenda Liverpool, mengkritik Manchester United atas penanganan yang melibatkan perselisihan antara Jadon Sancho dan manajernya, Erik ten Hag.

Ketegangan antara pemain sayap itu dan bos Belanda mencapai puncaknya setelah kritik terbuka yang mereka saling lemparkan pasca kekalahan 3-1 The Red Devils dari Arsenal akhir pekan lalu.

Erik ten Hag mengungkapkan bahwa Jadon Sancho tidak dimasukkan dalam skuad pertandingan karena performanya dalam latihan, menegaskan bahwa setiap pemain harus menjaga standar setiap harinya untuk bisa masuk skuad.

Pemain berusia 23 tahun itu kemudian memberikan respons dramatis melalui media sosial, menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan tuduhan yang tidak benar mengenainya sembari mengaku bahwa dia telah dijadikan kambing hutam.

Di jeda internasional ini, Jadon Sancho dan Erik ten Hag diberitakan akan mengadakan pertemuan untuk membicarakan masa depan pemain internasional Inggris itu di Manchester United.

BACA JUGA:Zhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester United

Robbie Fowler, dalam kolomnya untuk The Mirror, berpendapat bahwa pemain sayap berusia 23 tahun itu memiliki hak untuk merespons kritik terbuka yang ditujukan padanya oleh manajernya.

Legenda Liverpool menyoroti pentingnya kesejahteraan mental dan kesehatan pemain dalam sepak bola modern. Dia juga mencatat bahwa di era media sosial, setiap orang memiliki suara, dan pemain berhak memberikan tanggapan ketika dituduh atau difitnah secara salah.

Robbie Fowler menegaskan bahwa era di mana klub memiliki semua kekuasaan sudah berlalu, dan jika seorang pemain merasa dituduh atau difitnah secara salah, maka dia berhak untuk memberikan tanggapan.

Meskipun banyak yang menduga bahwa Jadon Sancho mungkin tidak memiliki masa depan di Manchester United, terutama setelah penutupan jendela transfer, mantan striker itu berpendapat bahwa situasi ini dapat membuat pemain tersebut meninggalkan klub pada akhirnya.

Robbie Fowler menganggap tindakan tersebut sebagai kesalahan besar, dan dia menekankan pentingnya kesetiaan yang harus berlaku dalam dua arah antara klub dan pemain.

Dia juga berpendapat bahwa jika seorang pemain menandatangani kontrak, klub juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kontrak tersebut, selama kontrak tersebut masih sesuai bagi pemain tersebut.

Robbie Fowler menekankan bahwa saat ini pemain tidak perlu dikucilkan atau dianggap sebagai pemainnya buangan untuk melepaskannya dari klub saat dia meminta adanya loyalitas dari dua arah, baik dari pihak klub maupun pemain.

Tautan sumber