Brendan Rodgers Mulai Pasrah Dipecat Usai Kekalahan Telak Leicester City Tadi Malam

Manajer Leicester City Brendan Rodgers menghadapi pemecatan setelah kekalahan lain timnya yang membuat mereka semakin terbenam di dasar klasemen.

Brendan Rodgers mengakui bahwa dia tidak tahu apakah dia masih akan dipertahankan sebagai manajer Leicester City setelah hasil buruk timnya berlanjut dengan kekalahan 6-2 yang sangat buruk dari Tottenham Hotspur di laga lanjutan Premier League pada Sabtu (17/9) malam WIB, seperti diberitakan via Sky Sports.

Tekanan meningkat pada pelatih berusia 49 tahun setelah awal musim yang buruk The Foxes berlanjut saat kekalahan 6-2 mereka dari Spurs menjadi rekor tersendiri untuk membuat mereka sudah kebobolan 22 gol di musim ini, menjadikan mereka sebagai tim yang paling banyak kebobolan dari tim mana pun setelah tujuh pertandingan dalam satu musim Premier League, dan paling banyak di papan atas Liga Inggris sejak 1965/1966 (West Ham juga kebobolan 22 gol).

Leicester City juga menjadi salah satu dari hanya dua tim yang belum memenangkan satu pun pertandingan di awal musim ini, sudah kalah enam kali dari tujuh pertandingan dengan satu hasil imbang, membawa mereka berada di dasar klasemen.

Ada desakan kencang dari para fans The Foxes sekarang untuk pemecatan Brendan Rodgers dan bos asal Irlandia Utara itu juga menyadari bahwa dia tidak bisa menjamin masa depannya di King Power setelah kekalahan ini.

Ditanya apakan pemilik Leicester masih akan tetap mendukungnya, dia mengatakan, “Saya tidak tahu, sejujurnya. Apapun keputusan mereka, saya akan selalu menghormatinya. Saya merasa ada kepercayaan diri dalam tim, kreativitas dalam tim, tekanan dalam tim, hanya saja kami perlu mengurangi kesalahan-kesalahan kami.”

BACA JUGA:Zhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat CederaSkuad Timnas Inggris Oktober 2024: Solanke Masuk, Maguire-Bowen-Maddison Dicoret!

“Tidak diragukan lagi di tujuh pertandingan pertama, kami memiliki awal yang sulit terutama setelah musim panas yang kami alami. Tottenham tandang, Arsenal tandang, Chelsea tandang, dan Manchester United di kandang. Jeda internasional]mungkin datang pada saat yang tepat untuk mengatur ulang segalanya dan memutus siklus musim panas juga. Berikutnya ada banyak pertandingan bagus untuk kami mainkan.”

Tautan sumber