Gila Bola – Masih ingat gaya penalti Lionel Messi? Tendangan perlahan ke bagian tengah gawang setelah sebelumnya mengambil ancang-ancang seolah-olah sepakan keras. Itu dilakukan Mauro Icardi tadi malam saat menjamu Bayern Munchen.
Rekan sepermainan Messi di timnas Argentina itu, tapi hanya dipanggil membela jersey Albiceleste delapan kali saja sejak 2013, menirukan persis gaya sepakan penalti La Pulga tersebut saat Galatasaray mendapatkan hadiah penalti menit 30.
Itu terjadi setelah Kingsley Coman membuka skor bagi Die Roten sehingga sepakan Icardi menyamakan skor. Namun sayang, pada babak kedua datang dua gol lagi dari Harry Kane dan Jamal Musiala, memastikan kemenangan ketiga dari tiga kesempatan bagi juara Eropa tahun 2020 itu.
MAURO ICARDI WINS AND CONVERTS THE PENALTY WITH A PANENKA TO DRAW LEVEL!!! 🥶pic.twitter.com/P8oPZlxUp0
— Football Report (@FootballReprt) October 24, 2023
Menilik gaya Icardi usai mencetak gol, bagaiama senyum lebarnya terarah ke pendukung klub, maka terlihat bahwa si bekas kapten Inter dan pemain PSG itu sangat menikmati karirnya di Turki.
BACA JUGA:Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester UnitedTimnas Indonesia Tanpa Maarten Paes Hadapi BahrainGaya Sepakan Panenka Diciptakan Tahun 1976 Oleh Antonin Panenka
Gaya sepakan semacam ini, yang mengincar bagian tengah gawang, pertama kali diperlihatkan oleh Antonin Panenka pada final Piala Dunia 1976 saat ia mengecoh kiper Jerman Sepp Maier. Sebagai akibatnya Republik Ceko merebut gelar juara dunia kala itu.
Tendangan ini kemudian terkenal ke seluruh dunia, tetapi hanya beberapa pemain berkelas saja yang berani melakukannya karena akan ada konsekuensi berat jika sampai gagal.
Lebih aman melakukan penalti dengan tendangan keras ke salah satu sudut gawang, asalkan akurat. Panenka sebaliknya, mencongkel bola di bagian bawah dengan sepakan ringan. Terlalu keras maka bola bisa melesat ke atas mistar gawang!
Itu sebabnya gaya sepakan ini memperoleh julukan “Il cucchiaio” (sepakan sendok) di Italia, “cavadinha” (congkelan dikit saja) di Brasil, dan “penal picado” (penalti disenggol dikit) di Argentina.
Dampak Kekalahan Galatasaray di Tangan Bayern Munchen
Pasukan Thomas Tuchel menguasai Grup A dengan nilai sempurna 9, hasil dari tiga kemenangan. Dua kemenangan sebelum ini terjadi atas Manchester United dan Gc Copenhagen.
Tim raksasa Turki itu di urutan kedua dengan nilai 4, satu kemenangan, satu imbang dan satu kekalahan. Masih memiliki peluang lolos.
Manchester United yang baru saja menang 1-0 atas tamunya FC Copenhagen berada di urutan ketiga dengan tiga poin, juga masih memiliki peluang lolos.
Tim Denmark itu menutup barisan di Grup A dengan jumlah nilai satu saja. Sudah tidak mungkin menjadi juara grup dengan tiga laga tersisa, tapi jika memenangkan semua pertandingan setelah ini, mereka masih bisa lolos ke tahap selanjutnya.