Gila Bola – Brasil kalah 2-0 di Uruguay, sementara Argentina menang 0-2 di Peru dalam lanjutan kualifikasi zona Amerika Selatan, Rabu pagi (18/10). Sebagai hasilnya, selisih Selecao dan Albiceleste melebar menjadi lima poin. Apa artinya itu?
Tidak banyak artinya. Tahu alasannya? Karena kualifikasi Conmebol ini merupakan lari marathon, mencakup 18 pertandingan yang membentang selama sembilan jeda internasional dan periode dua tahun. Kualifikasi zona Amerika Selatan ini baru akan berakhir September 2025!
Selama rentang waktu itu Lionel Messi dan kawan-kawan bisa saja mengalami dua atau tiga kekalahan dan itu normal saja, sementara Neymar dan teman-temannya bisa juga mengejar selisih lima poin mereka dengan Argentina. Jadi, ya, tidak banyak artinya.
Klasemen Kualifikasi Zona Conmebol
Argentina di puncak klasemen kualifikasi zona Amerika Selatan dengan 12 poin, hasil empat kemenangan. Uruguay menyusul di urutan kedua dengan tujuh poin, hasil dari dua kemenangan, satu imbang dan satu kekalahan.
Masih ada dua negara lain yang memiliki poin tujuh di urutan tiga dan empat. Mereka adalah Brasil dan Venezuela. Sama-sama dua kali menang dan satu imbang serta satu kekalahan.
BACA JUGA:Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester UnitedTimnas Indonesia Tanpa Maarten Paes Hadapi BahrainSelisih gol ketiga tim dengan tujuh poin itu juga sama, +3, dengan Uruguay yang paling agresif setelah memiliki delapan gol memasukkan, sementara Brasil tujuh dan Venezuela lima gol.
Ekuador Juga Dua Menang, Satu Imbang, Satu Kalah Tapi Nilainya Hanya 4
Ada satu tim lagi, Ekuador, yang sebenarnya juga memiliki dua kemenangan, satu imbang dan satu kekalahan. Tapi nilainya di klasemen Conmebol hanya empat. Mengapa?
Itu karena kasus kriminal yang mereka lakukan saat memalsukan surat akte lahir satu pemain mereka sebelum dimulainya Piala Dunia 2022 di Qatar.
Byron Castillo dituding memalsukan identitas setelah ditemukan bukti-bukti bahwa ia dilahirkan di wilayah Kolombia, jadi seharusnya tidak diizinkan membela La Tricolor.
Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) juga mengukuhkan identitas Castillo sebagai orang Ekuador, bukan Kolombia. Itu karena kewarganegaraan ditentukan oleh hukum nasional, dalam hal ini Ekuador. Toh, Castillo juga tidak pernah membela skuad senior Kolombia dan karenanya tidak bertentangan dengan aturan FIFA.
Namun PSSI-nya Ekuador dituding bersalah karena menutup-nutupi sebagian informasi serta tidak menjelaskan secara sejujurnya soal lokasi kelahiran dan tanggal lahir pemain bernama Byron Castillo itu.
Itulah sebabnya mengapa Ekuador dihukum minus tiga poin. Jadi yang seharusnya nilai sudah tujuh dari hasil dua kemenangan, satu imbang dan satu kali kalah, menjadi hanya empat poin.