Gila Bola – Dipermalukan lebih dulu menit 22 oleh gol komedi setengah lapangan, Manchester United menampilkan mentalitas terbaiknya dengan bangkit, menyamakan skor dan berbalik menang atas tamunya Lens pada laga ujicoba, Sabtu malam (5/8).
Tiga gol dari Marcus Rashford, Antony dan Casemiro membalikkan ketertinggalan satu gol menjadi 3-1 pada laga ujicoba kedua terakhir, sebelum mereka akan menghadapi Athletic Bilbao pada laga persahabatan pramusim terakhir, besok Minggu (6/8).
Ini merupakan gol kedua Antony berturut-turut setelah ia menjebol gawang Alexander Meyer pada kekalahan 3-2 melawan Borussia Dortmund, 31 Juli lalu.
Apa Kesalahan Man United Saat Derita Kebobolan Gol Menit 22?
Permainan tinggi di setengah lapangan mengasumsikan kiper Andre Onana maju ke depan dan mengejawantah menjadi salah satu bek tengah, menciptakan keunggulan personil.
Namun sistem yang sama juga mengasumsikan anak-anak Setan Merah tampil terampil dengan kakinya dalam mengumpan dan mempertahankan bol, sesuatu yang gagal diperlihatkan oleh Raphael Varane, saat ia membiarkan bola dicuri oleh Florian Sotoca, penyerang Lens pada menit 22.
BACA JUGA:Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Onana yang sudah terlajur maju ke depan, berdiri pada setengah jarak antara gawangnya dan garis setengah lapangan, terbirit-birit berlari mundur namun tidak mampu mencegah gawangnya kemasukan gol lucu tersebut.
Jika David de Gea masih menjadi kiper Red Devils, apakah gol komedi yang sama akan terjadi? Kemungkinan besar tidak.
De Gea bukan kiper yang suka maju ke depan, mendekam saja di dalam kotak penalti dan itu pula sebabnya Erik ten Hag tidak menyukainya sebab ia tidak bisa memanfaatkan keunggulan jumlah pemain di atas lapangan.
Namun jika itu terjadi maka kesalahan yang sama seperti yang terjadi pada menit 22 tidak akan terjadi. De Gea akan berada tepat di lokasi yang aman. Gol kebobolan yang diderita Onana adalah konsekuensi dari permainan tinggi setengah lapangan yang dijalankan Ten Hag.
Mentalitas Hebat yang Dibangun Erik ten Hag
Sang manajer asal Belanda menanamkan sebuah mentalitas hebat di antara para pemainnya, meskipun ini hanya sebuah laga persahabatan, namun tetap harus dimenangkan.
Mereka gagal tiga kali memenangkan laganya sebelum ini. Satu melawan Real Madrid, kalah 2-0, satu lagi melawan Dortmund yang juga berakhir dengan kekalahan 3-2. Satu laga sisanya dijalani oleh para pemain yunior dan mereka menderita kekalahan 3-1 melawan Wrexham, sebuah tim divisi keempat sepak bola Inggris.
Namun mereka menampilkan sikap mental yang benar setelah bangkit dari ketertinggalan satu gol saat melawan Lens guna berbalik menang 3-1.