Jika saat ini Manchester City banyak musuhnya karena nyaris sempurna, tetapi menurut kami ‘Faktor Pep Guardiola’ adalah faktor utama yang perlu dipersalahkan hingga membuat Chelsea memecat Mauricio Pochettino.
Pep sendiri mungkin akan heran mendengarnya mengingat tim juara Man City juga hanya bermain imbang kandang dan juga tandang melawan klub London tersebut musim ini.
Tapi intinya, kehadiran pelatih asal Catalan itu memancing pemilik klub-klub di Liga Inggris mengambil keputusan terburu-buru karena keinginan mereka untuk membuat tim mereka seperti City berubah menjadi keputusasaan.
City meraih gelar keempat mereka secara beruntun pekan lalu dan keenam dalam tujuh musim. Fakta bahwa hanya Arsenal dan Liverpool yang mampu memberikan tantangan terhadap dominasi mereka dalam periode itu menunjukkan bahwa cara terbaik untuk melawan Guardiola adalah dengan tetap percaya pada manajer mereka.
Memang mungkin tidak cukup dan butuh kesabaran, apakah itu selisih dua poin, satu poin, atau selisih gol, City selalu tampak bisa melewati semua masalah mereka. Dan teori kami adalah bahwa pemilik, ketua, dan anggota dewan klub-klub Premier League sekarang lebih cepat menekan tombol panik daripada sebelumnya, semua gara-gara Guardiola.
Chelsea dan Liverpool sama-sama akan memiliki manajer baru musim depan dan mungkin juga Manchester United. “Faktor Pep Guardiola” sekali lagi pasti akan menjadi sorotan tajam. Semua pelatih baru tersebut pasti akan dibanding-bandingkan dengan pencapaian Guardiola musim depan di Man City.
BACA JUGA:Jadwal Liga Konferensi Eropa Malam ini Musim 2024/2025Jadwal Liga Europa Malam Ini Musim 2024/2025Jadwal Bola Malam Ini, Siaran Langsung Sepak Bola di TV Hari IniKetika sebuah klub telah meningkatkan standar ke level di mana menembus batas 90 poin adalah persyaratan minimum untuk menjadi penantang gelar, maka tiga kekalahan beruntun saja sudah bisa menjadi krisis besar bagi pelatih klub lainnya. Jika pemilik melihat tim mereka dengan cepat mulai terlihat ngos-ngosan mengejar City, maka godaan untuk melakukan pergantian pelatih mulai terbayang.
Sayangnya, semakin banyak dari mereka yang tidak bisa menahan keinginan untuk memecat manajer dan memberi pelatih lain kesempatan. Pemilik Chelsea, Todd Boehly, jelas merasa demikian setelah menggelontorkan banyak sekali dana di bursa transfer, dan dia merasa pantas mendapatkan hasil yang lebih baik dari klubnya.
Jadi, Pochettino pun akhirnya dipecat, meskipun berhasil mengantarkan Chelsea lolos ke kompetisi Eropa dengan finis di urutan keenam setelah lima kemenangan beruntun dan hanya satu kekalahan dalam 14 pertandingan. Chelsea juga mencapai final Carabao Cup dan semifinal FA Cup.
Dan kini Kieran McKenna, masuk dalam rencana untuk mengambil alih Stamford Bridge setelah dengan brilian membawa Ipswich Town ke Liga Premier.
McKenna adalah individu yang mengesankan yang telah meraih kesempatan yang diberikan kepadanya di Suffolk. Tapi Boehly telah membangun reputasi memiliki level kesabaran terendah di sepak bola Inggris dalam dua tahun sejak dia membeli Chelsea dari Roman Abramovich.
Akankah bos asal Amerika itu bisa menahan diri untuk tidak membidikkan senjatanya lagi jika seorang manajer muda tanpa pengalaman Liga Premier tiba-tiba menghadapi kemarahan fans Stamford Bridge setelah segelintir kekalahan di minggu awal musim depan?
Graham Potter sedang melakukan pekerjaan yang mengagumkan di Brighton ketika Chelsea datang meneleponnya dulu di tahun 2022. Tetapi saat itu beberapa pendukung mempertanyakan apakah dia memiliki profil untuk klub sebesar The Blues dan Boehly akhirnya hanya memberi jatah 31 pertandingan untuk menunjukkan hasil.