Terungkap, Ini Alasan Pemecatan Thomas Tuchel Usai Rampungkan 100 Laga Bersama Chelsea!

Chelsea secara mengejutkan memecat Thomas Tuchel usai kekalahan dari Dinamo Zagreb, setelah pelatih Jerman itu rampungkan 100 pertandingan bersama The Blues.

Pada pekan ini, Thomas Tuchel merampungkan 100 pertandingannya sebagai pelatih The Blues. Namun, pemilik klub Todd Boehly hanya butuh 100 hari saja untuk memutuskan bahwa era baru tim London Barat itu haru dipandu seorang pelatih kepala yang baru.

Kekalahan yang dialami Chelsea di kandang Dinamo Zagreb – yang pertandingannya disaksikan Boehly dan juga Behdad Eghbali, dalam banyak hal telah membuat munculnya keputusan untuk memecat pelatih asal Jerman tersebut.

Setelah 100 hari menjadi pemilik klub Stamford Bridge tersebut, Boehly dan Eghbali pun membicarakan perkembangan Chelsea serta keinginan untuk menciptakan budaya baru yang juga berdampak pada masa depan Tuchel, yang dinilai tak banyak membuktikan bahwa dia mampu diandalkan untuk menjadi bagian dari hal itu.

Di hadapan media, Tuchel bersikeras bahwa dia akan menjadi bagian dari pembenahan jangka panjang Chelsea, di mana sebelum berangkat ke Kroasia dia mengaku berharap ‘akan ada 100 (pertandingan) lagi, lalu 100 pertandingan lagi’ yang akan dipandunya.

Namun, secara pribadi, sikap yang ditunjukkan pelatih 49 tahun itu sangat meragukan. Hingga akhirnya, karirnya hancur – bahkan lebih buruk dari tiga kekalahan beruntun yang dialami timnya maupun serangkaian penampilan buruk yang ditunjukkan Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan.

BACA JUGA:Prediksi Ferencvaros vs Tottenham, Spurs Berambisi Perpanjang Empat Kemenangan BeruntunZhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat Cedera

Diungkapkan The Telegraph, baik Boehly maupun Eghbali awalnya menaruh kepercayaan besar pada Tuchel. Mantan pelatih PSG itu bahkan diberi kendali yang lebih besar di bursa transfer dan mendapat dukungan tanggung jawab yang lebih besar dibanding pelatih Chelsea lainnya yang pernah berjaya di bawah pemilik lama, Roman Abramovich.

Namun 100 hari bekerja bersama, malah membuat muncul keraguan di hati Boehly tentang kepercayaan jangka panjangnya pada Tuchel. Sebaliknya, Tuchel justru semakin memperlihatkan bahwa dia barangkali lebih cocok dengan gaya manajemen yang terpisah seperti di masa pemilik yang lalu.

Boehly tentunya sadar betul, keputusan memecat Tuchel bakal mengundang kritik pedas dan cemoohan dari para suporter. Apalagi, ia baru saja menghabiskan hampir 300 Juta Pounds atau lebih dari Rp 5 Triliun di bursa transfer musim panas ini.

Apalagi, Boehly sendiri yang mengangkat dirinya sebagai ketua dan mengambil alih tugas sebagai direktur olahraga sementara, Boehly tentunya harus menerima kemarahan dari sebagian fans yang mengidolakan Tuchel.

Keputusan untuk memecat mantan ketua yang lalu, Bruce Buck, dan direktur Marina Granovskaia tak akan menimbulkan badai di antara para suporter fanatik The Blues. Sementara Petr Cech, ia memilih untuk pergi atas kemauannya sendiri meskipun telah diminta Boehly untuk bertahan. Namun, Tuchel, pelatih yang juga pernah berjaya di Borussia Dortmund itu telah mendapat tempat di hati para suporter setelah ia sukses membawa The Blues menjadi juara di Liga Champions 2021, dan sudah ternama sebagai salah satu pelatih terbaik dunia.

Tautan sumber