Tinggalkan gegenpressing kini eranya format baru liverppol

Gila Bola – Berikut adalah analisa dari beberapa data yang kami peroleh yang memberikan alasan mengapa kini format baru Liverpool 2.0 racikan Jurgen Klopp layak disebut sebagai salah satu klub sepakbola penantang kandidat juara Liga Inggris musim ini!

Jika kita melihat bagaimana Liverpool musim lalu bermain impresif dan mengakhiri Liga Inggris dengan menorehkan 11 laga tanpa kekalahan yang mencakup tujuh kemenangan beruntun, dan juga bagaimana mereka musim ini meraih lima kemenangan beruntun setelah hasil imbang di laga pembuka di Stamford Bridge melawan Chelsea, menempatkkan skuad asuhan Jurgen Klopp sebagai penantang utama Manchester City untuk memperebutkan gelar juara musim ini.

Alasan Kenapa Liverpool Jadi Kandidat Juara

Itu semua bukannya tanpa alasan, ada beberapa data yang emnunjukkan bahwa The Reds memang layak dinobatkan sebagai penantang utama Manchester City, mari kita lihat semua alasannya sebagai berikut:

Liverpool Kini Raja Comeback

Mungkin memang tak akan semudah itu untuk bisa mengalahkan Manchester City, enam kemenangan beruntun skuad asuhan Pep Guardiola sejauh ini menunjukkan start terbaik ketiga dalam sejarah Liga Premier, dan memang sulit untuk melihat mereka terpeleset.

BACA JUGA:Zhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester United

Di pekan ketujuh City akan menghadapi Wolves yang telah mereka kalahkan dalam enam pertandingan terakhir, kemudian menghadapi Arsenal pada pekan kedelapan, dan itupun City telah memenangkan delapan pertandingan terakhir mereka di Emirates dan mengalahkan Arsenal dengan cukup meyakinkan dua kali musim lalu ketika Arsenal tampil lebih baik dari beberapa tahun terakhir.

Skuad asuhan Jürgen Klopp memang belum tampil seperkasa Manchester City sejauh ini, sering kali harus tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya meraih kemenangan. Liverpool kini jadi raja comeback, dan telah mengumpulkan lebih banyak poin dari posisi tertinggal lebih dulu musim ini dibandingkan tim lainnya di Liga Premier, dan itu mereka lakukan saat melawan Bournemouth, Newcastle, dan Wolves.

Sejauh ini kelemahan pertahanan mereka belum membuat mereka mengalami kesulitan.

Enam belas poin dari 18 poin yang mungkin dikumpulkan adalah hasil yang sangat baik; itu adalah performa yang pantas untuk menjadi juara andai Guardiola tidak melatih di City.

Menantikan Kelengahan Manchester City

Dengan melihat ketujuh pertandingan awal musim, Apakah ini berarti Liverpool layak sebagai penantang utama untuk gelar juara?

Jawaban dari pertanyaan ini mungkin akan lebih bergantung pada kelengahan Manchester City selain hanya melihat performa Liverpool, tetapi penampilan menyerang skuad Jurgen Klopp musim ini tentu saja mengatakan bahwa mereka bisa bersaing.

Serangan Liverpool yang kini lebih menjadi perhatian utama dibandingkan pertahanan mereka yang menyebabkan merak bisa meraih poin yang impresif.

Liverpool menempati peringkat kedua ekspektasi gol atau peluang sebuah tembakan menjadi gol (xG) setelah Manchester City dengan 13,9 sementara Liverpool 13,3,

Sebagian alasan untuk angka ini adalah karena Liverpool tertinggal lebih dulu dalam beberapa pertandingan musim ini, dan mereka harus bermain lebih giat dari tim lain untuk mengejar ketertinggalan

Liverpool Tinggalkan Gegenpressing

Skuad Liverpool memiliki kecepatan untuk mengalahkan tim lawan dalam masa transisi, dan skuad Liverpool juga telah terbukti mampu untuk membongkar tim yang bermain bertahan seperti West Ham.

“Liverpool 2.0,” seperti yang dijuluki Klopp pada timnya saat ini, memiliki banyak variasi dalam cara mereka menyerang dan membongkar lawan. Mereka bisa cepat dan langsung, tetapi mereka juga bisa lambat dan membingungkan lawan. Mereka bisa bermain dengan cara apa pun! Beda dengan musim-musim sebelumnya!

Hanya West Ham (2,25 meter/detik) dan Nottingham Forest (2,1 meter/detik) yang menggerakkan bola lebih cepat ke depan daripada Liverpool (1,95 meter/detik),

Liverpool kini bermain dengan garis serangan yang lebih tinggi, dan Serangan Liverpoolrata-rata dimulai 42 meter dari gawang mereka sendiri.

Bahkan angka itu akan terpengaruh setelah memainkan sebagian besar pertandingan melawan Bournemouth dan Newcastle dengan 10 pemain sehingga harus menjadi lebih konservatif.

Liverpool secara umum, tidak menekan lawan mereka sekeras musim-musim sebelumnya, menempati peringkat rendah untuk perolehan bola serangan dalam 40 meter dari gawang lawan, sebanyak 47 kali, lebih sedikit dibandingkan Luton Town.

Liverpool masih mematikan dalam masa transisi, tapi jauh dibandingkan dengan Era Gegenpressing Liverpool. Liverpool juga telah menunjukkan kecerdasan untuk membongkar pertahanan lawan yang bermain bertahan. Liverpool kini senang membangun serangan mereka lebih lambat ketika tidak ada ruang untuk bertransisi.

Gelandang jagoan dalam memberikan umpan seperti Alexis Mac Allister, mungkin memungkinkan Liverpool melewati pertahanan lawan hanya dengan satu umpan, seperti yang ditunjukkan oleh Allister yang memberikan assist untuk gol Darwin Núñez saat melawan West Ham.

Liverpool juga tidak menggantungkan seorang pemain untuk mencetak gol, 15 gol mereka tersebar di antara tujuh pemain – Mohamed Salah dan Núñez masing-masing mencetak tiga gol, Diogo Jota dan Luis Díaz masing-masing mencatatkan dua gol, dan Mac Allister, Dominik Szoboszlai, dan Andy Robertson masing-masing memiliki satu gol.

Hanya Newcastle yang memiliki delapan pencetak gol berbeda usai kemenangan 8-0 mereka atas Sheffield United, dan Brighton dengan 8 pemain yang memiliki lebih banyak pemain yang mencetak gol dibandingkan Liverpool.

Liverpool kini juga sangat baik dalam situasi bola mati, dan mencetak lebih banyak gol dari bola mati daripada tim lainnya di Liga Premier musim ini dengan 4 gol.

Apakah Serangan Dapat Menyelamatkan Pertahanan Liverpool?

Masalah Liverpool ada di sisi lain, dan pertanyaan utama dalam perburuan gelar mereka musim ini adalah, apakah serangan dapat terus menyelamatkan pertahanan yang masih lemah?

Pasalnya Liverpool hanya bisa mencatatkan satu clean sheet dalam delapan pertandingan di semua kompetisi musim ini.

Lini pertahanan belum menjadi masalah sejauh ini, sebagian karena mereka hanya kebobolan satu gol dalam setiap pertandingan tersebut.

Itu juga masih ditambah buruknya finishing lawan, meski mereka juga memiliki salah satu kiper terbaik di dunia. Alisson Becker belum begitu sibuk musim ini, ia masih tampil di atas rata-rata dan sangat penting dalam kemenangan Liverpool.

Liverpool hanya perlu menjaga benteng mereka lebih baik dalam pertandingan mendatang melawan Tottenham yang sedang dalam performa bagus

Atau, mereka bisa terus mengandalkan serangan mereka yang brilian. Sampai sejauh ini, berhasil, bukan?

Tautan sumber