Yassine Bounou jadi pahlawan Timnas Maroko saat laga normal dan babak tambahan waktu melawan Spanyol berakhir imbang 0-0, lalu harus ditutup dengan adu penalti.
Gila Bola – Di bawah mistar gawang Maroko, Bounou – atau yang lebih dikenal dengan nama Bono, berhasil menutup mulut gawang skuadnya dan lakukan dua penyelamatan gemilang, plus satu tembakan menghajar tiang.
Kiper berusia 31 tahun itupun berhasil membantu Maroko menjadi negara Afrika ke empat yang berhasil merambah babak perempatfinal Piala Dunia.
Spanyol – negara di mana Bounou merumput sepanjang tahun bersama Sevilla, gagal mematahkan penjagaan Bounou dalam tiga upaya mencetak penalti. Maroko pun berhasil melaju setelah mereka memenangkan drama adu penalti dengan skor 3-0, dan ini menjadi keterpurukan yang masif bagi tim sekelas La Furia Roja.
Namun, Bounou sempat diminta untuk membela Timnas Kanada di awal karirnya. Ia memang berpeluang membela Kanada karena Bounou lahir di Montreal, hingga Bounou diminta untuk membela Timnas Kanada di awal karirnya.
BACA JUGA:Skuad Timnas Inggris Oktober 2024: Solanke Masuk, Maguire-Bowen-Maddison Dicoret!Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Bounou Mengaku Tak Mungkin Membela Kanada
Belum lama ini, dalam sebuah wawancara dengan program acara sepak bola Spanyol, Balon Parado, kiper berdarah Maroko-Kanada itu merefleksikan bahwa ia tak mungkin mewakili Kanada dalam kompetisi di masa datang.
“Ya, saya memang dihubungi Benito Floro ketika dia masih menjadi pelatih (Timnas Kanada) (antara tahun 2013 hingga 2016). Saat itu, saya belum membela Atlas Lions (Maroko) di kancah internasional,” ujar Bounou.
Kiper yang pernah membela Atletico Madrid itu kemudian mengungkapkan, dirinya mungkin saja membela Kanada. Namun hubungannya yang kuat dengan Maroko menariknya untuk cenderung memperkuat the Atlas Lions.
Bounou Lebih Banyak Berkiprah di Spanyol
“Saya asli dari Maroko dan saya berkembang di sana, saya selalu bermimpi bermain untuk Atlas Lions,” tambah Bounou, seperti dilansir The Star.com.
Lahir di Montreal dan berkembang di Maroko, membuat Bounou memiliki kewarganegaraan ganda. Namun segera ia putuskan untuk membela Atlas Lions dan terikat dengan tim tersebut, hingga ia tak bisa lagi bermain untuk negara lain.
Dalam karir sepak bolanya, Bounou memang lebih banyak berkiprah di Spanyol. Setelah bermain untuk klub Maroko, Wydad Casablanca, pada tahun 2011, ia pindah ke Atletico Madrid pada bulan Juni 2012 dan awalnya bermain di tim cadangan yang berlaga di Divisi Segunda.
Baru Bermain Setelah Thibaut Courtois Hengkang
Dia bermain sebagai kiper ketiga, dan teken kontrak baru empat tahun pada 2013. Setahun kemudian, ia baru berhasil mengambil manfaat dari hengkangnya Thibaut Courtois dan Daniel Aranzubia, dengan mendapat promosi ke skuad utama.
Setelah sempat dipinjamkan ke Real Zaragoza, Bounou pindah ke klub Catalan, Girona, selama dua tahun. Ia kemudian menjadi kiper utama setelah teken kontrak dua tahun dan sempat memperpanjang kontraknya hingga bulan Juni 2021.
Namun, Girona terdegradasi dan Bounou dipinjamkan ke Sevilla selama satu tahun. Ia awalnya bermain sebagai kiper kedua, meskipun bermain secara reguler di ajang perebutan piala di mana klub itu berhasil menangkan trofi juara Liga Europa di musim 2019/20.
Bounou Sudah Sering Selamatkan Gawangnya dari Eksekusi Penalti
Di perempat-final Liga Europa melawan Wolves ketika itu, Bounou tampil gemilang dengan lakukan penyelamatan gemilang pada penalti Raul Jimenez, juga di semi-final melawan Manchester United yang dimenangkan Sevilla 2-1.
Bounou bahkan berhasil mengamankan tembakan Romelu Lukaku di saat posisinya berhadap-hadapan dengan pemain asal Belgia itu, hingga Sevilla pun menang 3-2 atas Inter Milan.
Hingga akhirnya, Sevilla pun permanenkan statusnya pada September 2020, dan Bounou teken kontrak hingga empat tahun di klub Andalusia tersebut. Bounou juga telah mencetak gol pertamanya sebagai seorang kiper profesional dalam laga imbang 1-1 melawan Real Valladolid.