Maddison Sebut Kekalahan Leicester Tanggung Jawab Pemain, Bukan Cuma Pelatih

James Maddison memberikan penilaian jujur atas kinerja Leicester City selama kekalahan mereka dari Tottenham Hotspur saat dia juga membela sang manajer Brendan Rodgers.

James Maddison mengatakan kekalahan telak 6-2 mereka dari Tottenham Hotspur adalah tanggung jawab kolektif dan bukan hanya kesalahan pelatih mereka Brendan Rodgers, saat gelandang Leicester City itu juga menyoroti lemahnya mereka dari situasi bola mati, seperti diberitakan via Sky Sports.

Youri Tielemans membawa tim tamu unggul melalui penalti menit keenam, tapi Harry Kane menyamakan kedudukan dua menit kemudian lewat sundulan melalui umpan Dejan Kulusevski dan Eric Dier kemudian mengubah skor menjadi 2-1 memanfaatkan sepak pojok Ivan Perisic.

James Maddison sempat membuat laga menjadi 2-2 di penutupan babak pertama, tapi kesalahan Wilfred Ndidi yang dimanfaatkan Rodrigo Bentancur untuk mengubah skor menjadi 3-2 di awal babak kedua membuat Leicester kehilangan momentum, sebelum Son Heung-Min datang dari bangku cadangan untuk mencetak hattrick dan mengakhiri laga dengan skor 6-2.

Gelandang internasional Inggris mengakui bahwa dia menyesali bagaimana timnya masih lemah dalam situasi bola mati, sementara dia juga membela manajernya Brendan Rodgers dengan mengatakan bahwa kekalahan ini adalah tanggung jawab kolektif.

Dia mengatakan, “Kami kebobolan dari beberapa bola mati yang selalu mengecewakan, terutama jika saya memberi tahu Anda tentang berapa jam yang kami habiskan untuk melatih itu karena itu adalah kelemahan kami tahun lalu. Kami telah mendatangkan pelatih bola mati dan kami semua sudah digembleng untuk itu.”

BACA JUGA:Zhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat CederaSkuad Timnas Inggris Oktober 2024: Solanke Masuk, Maguire-Bowen-Maddison Dicoret!

“Para pemain pasti harus menanggung beban, bukan hanya Brendan Rodgers. Ini kolektif, bukan hanya manajer, kami adalah 11 pemain yang bermain di atas lapangan. Ini menyakitkan ketika Anda melihat tekanan pada manajer Anda, sementara kami para pemain yang bertanggung jawab di atas lapangan.”

Tautan sumber