Kritik Kinerja Wasit Usai Gol Gabriel Martinelli Dianulir, Mikel Arteta : Nggak Konsisten!

Mikel Arteta melihat gol pembuka timnya melalui Gabriel Martinelli melawan Manchester United harus dianulir karena adanya dorongan Martin Odegaard kepada Christian Eriksen dalam proses gol tersebut.

Pelatih Arsenal Mikel Arteta menyoroti ketidakkonsistenan dalam penerapan aturan pelanggaran di Premier League usai kekalahan timnya dari Manchester United dengan gol Gabriel Martinelli dianulir karena diduga adanya pelanggaran sebelumnya.

The Gunners masih duduk di puncak klasemen, tapi rekor sempurna awal musim mereka terhenti saat gol debutan Antony dan brace Marcus Rashford hanya mampu dibalas sebiji gol oleh Bukayo Saka untuk membuat mereka menderita kekalahan dengan skor 3-1 dari The Red Devils di Old Trafford.

Sebenarnya Arsenal bisa saja mendapatkan hasil yang lebih baik saat mereka sempat membuka skor terlebih dulu melalui Gabriel Martinelli, tapi VAR menganulir gol tersebut karena dianggap Martin Odegaard terlebih dulu melakukan pelanggaran setelah mendorong Christian Eriksen untuk merebut bola dari gelandang Denmark itu.

Keputusan itu dibela oleh komentator pertandingan tapi ditentang mantan pemain Chelsea Jimmy Floyd Hasselbaink, dan sekarang manajer Mikel Arteta juga mengungkapkan rasa frustrasinya atas dianulirnya gol timnya oleh kebijakan yang menurutnya tidak konsisten, seperti diberitakan via Sky Sports.

Dia mengatakan ketika ditanya apa yang membuatnya sulit menerima hasil ini, “Kurangnya konsistensi. Kadang mereka terlalu lunak seperti yang terjadi pada minggu lalu ketika ada pelanggaran kepada Aaron (Ramsdale), dan itu dianggap bukan pelanggaran.”

BACA JUGA:Prediksi Ferencvaros vs Tottenham, Spurs Berambisi Perpanjang Empat Kemenangan BeruntunZhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat Cedera

“Ada juga pelanggaran terhadap Bukayo, keputusannya lunak dan mengklaim itu bukan penalti. Hari ini kejadian semacam itu dianggap sebagai pelanggaran. Ambang batas di babak pertama, Anda bisa melihat tidak ada kartu kuning karena mereka ingin mempertahankan ambang batas di pertandingan besar. Benar-benar sulit untuk dipahami.”

Tautan sumber