Xavi menyebut wasit pertandingan Liga Champions antara Barcelona vs Paris Saint-Germain yang berakhir dengan kekalahan 4-1 di perempat final sebagai “bencana” dan menyalahkan salah satu keputusan kunci wasit tersebut yang telah mengakhiri perjuangan Barcelona musim ini.
Tim Catalan tersebut memasuki leg kedua pertandingan di Stadion Montjuic dengan keunggulan agregat 3-2 yang diraih di Parc des Princes pekan lalu.
Pemain Terbaik dari kemenangan di ibukota Prancis tersebut, Raphinha, kembali mencetak gol dalam waktu seperempat jam untuk membawa timnya semakin dekat ke semifinal.
Namun, mendekati menit ke-30, Ronald Araujo diganjar kartu merah karena melanggar pemain lawan dalam sebuah keputusan yang menurut Xavi tidak tepat dan merubah jalannya pertandingan.
“Kami kecewa dan marah,” Xavi menjelaskan kepada televisi Spanyol. “Pelanggaran Araujo benar-benar mempengaruhi pertandingan. Itu bukan kartu merah, bagi saya bukan. Sepak bola tidak bagus jika harus bermain dengan 10 pemain.”
BACA JUGA:Jadwal Liga Konferensi Eropa Malam ini Musim 2024/2025Jadwal Liga Europa Malam Ini Musim 2024/2025Jadwal Bola Malam Ini, Siaran Langsung Sepak Bola di TV Hari Ini“Dengan 10 pemain, situasinya menjadi sangat rumit. Kerja keras selama semusim sirna karena keputusan wasit,” lanjut Xavi.
“Saya ingin bermain dengan kekuatan penuh 11 lawan 11. Itu kartu merah yang tidak perlu. Saya mengatakan kepada wasit bahwa dia adalah bencana.”
Xavi sendiri akhirnya juga terkena kartu merah karena terlalu banyak protes. Ia mengatakan bahwa dia juga memberi tahu wasit bahwa “dia tidak mengerti jalannya pertandingan” dan “sangat buruk.”
“Anda tahu saya tidak suka bicara tentang wasit, tapi keputusannya mempengaruhi pertandingan dan saya harus mengatakannya. Kami tidak bisa diam tentang ini,” tegas Xavi.
Xavi menjelaskan alasan dia menarik keluar Lamine Yamal ketika Araujo diusir, dengan mengatakan bahwa “walaupun Pedri baru pulih dari cedera, kami menginginkan kontrol permainan dan kami sudah memiliki Raphinha dan Robert Lewandowski di lini serang.”
“Kami unggul terlebih dahulu dan memiliki peluang bagus untuk menyamakan kedudukan nanti, tetapi dengan 10 pemain situasinya menjadi sangat sulit,” ulangnya.
Meskipun dia telah mengumumkan akan mundur pada 30 Juni, ada spekulasi bahwa Xavi mungkin akan bertahan sebagai pelatih kepala.