Timnas Yordania dalam Sebuah Laga di Piala Asia Qatar

Gila Bola – Piala Asia akan memasuki laga final, Sabtu (10/2) malam. Tuan rumah yang juga juara bertahan, Qatar, akan bertemu Timnas Yordania di Lusail Stadium setelah turnamen ini berjalan lebih dari empat pekan di mana tersaji 50 laga dan tercipta 128 gol.

Usai singkirkan semua rivalnya di edisi 2019 dan mengangkat trofi, Qatar kembali tampil mengesankan di Piala Asia kali ini. Untuk menapaki final kali ini, The Maroons kalahkan saingan terberatnya, Iran, dengan skor 3-2, dan kembali amankan tiket ke final.

Sedangkan Yordania, tim kuda hitam ini secara mengejutkan tampil luar biasa sejak awal turnamen hingga berhasil ke semifinal, dan kalahkan tim favorit juara, Korea Selatan, 2-0, di babak tersebut untuk lanjutkan perjalanan bak dongeng mereka.

Ketika dua negara Asia Barat itu tengah bersiap-siap memperebutkan trofi bergengsi  tersebut, situs resmi AFC pun mengangkat lima hal penting yang patut jadi perhatian di final Piala Asia malam nanti:

Lusail Kembali Menjadi Venue Laga Akbar Lainnya

Tentu kita masih ingat saat Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia ke langit malam di Stadion Lusail jelang akhir tahun 2022, momen itu kemudian menutup salah satu Piala Dunia – yang disebut-sebut sebagai yang terhebat, dan juga dianggap sebagian orang sebagai laga final terbaik sepanjang masa.

BACA JUGA:Jadwal Liga Konferensi Eropa Malam ini Musim 2024/2025Jadwal Liga Europa Malam Ini Musim 2024/2025Jadwal Bola Malam Ini, Siaran Langsung Sepak Bola di TV Hari Ini

Hanya kurang dari 14 bulan kemudian, stadium yang sama juga akan menjadi venue dari malam final Piala Asia yang luar biasa antara Qatar melawan Yordania.

Dari awal hingga akhir, kompetisi di benua kuning tersebut telah menarik perhatian para pecinta sepak bola di seluruh Asia, di mana ada banyak pertandingan yang akan selalu melekat dalam ingatan, berbagai drama di menit-menit akhir dan begitu banyak kejutan – termasuk keberhasilan Yordania melaju ke final Piala Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Saat Qatar dan Yordania masuk lapangan, mereka akan disambut lebih dari 88 ribu penonton di Lusail, yang sebagian berasal dari suporter tuan rumah dan juga warga Yordania yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pertarungan tersebut.

Bisa kita bayangkan bagaimana meriahnya final Piala Asia malam nanti. Suporter kedua tim pastinya bakal ciptakan keramaian dan gegap-gempita khas mereka dalam mendukung masing-masing tim meraih gelar juara di edisi kali ini.

Mampukah Bintang Qatar Akram Afif Menutup Turnamen Sebagai Top Skorer?

Dalam tujuh laga spektakuler yang dimainkan Qatar saat mereka amankan trofi Piala Asia pertama di tahun 2019, Akram Afif tercatat sebagai pemain yang sukses sodorkan assist yang membuahkan 10 gol – lebih dari setengah keseluruhan total koleksi gol timnya, dalam musim yang disebut-sebut sebagai musim brilian seorang pemain.

Lima tahun kemudian, penampilan penyerang Al Sadd itu kembali tunjukkan penampilan gemilang yang sukses membawa Qatar kembali melaju ke final di edisi Piala Asia kali ini.

Kali ini, selain sodorkan tiga assist, Afif juga menjadi pemain andalan Qatar di depan gawang lawan di mana ia mencetak tiga dari lima gol yang dikantongi The Maroons di fase grup, mencetak gol kemenangan Qatar 2-1 melawan Palestina di babak 16 besar, dan bukukan sebuah gol satu gol di laga semifinal melawan Iran yang dimenangkan Qatar 3-2.

Koleksi ini jelas-jelas membuat Afif menatap laga final melawan Yordania malam ini, dengan peluang yang sangat besar untuk menjadi top skorer.

Saat ini, bintang Irak Aymen Hussein sebenarnya masih menguasai daftar top skorer dengan enam gol, sementara Afif ada di urutan kedua dengan lima gol. Namun karena jumlah assist-nya yang lebih banyak dari Hussein, maka Afif hampir dipastikan bakal menjadi pencetak gol terbanyak jika ia kembali mencetak gol di laga final.

Walau penghargaan individu barangkali bukan prioritas utama Afif, tapi penampilan pemain berusia 27 tahun tersebut sejauh ini membuat hanya sedikit orang yang tak yakin bahwa ia akan mencetak gol ke gawang Yordania.

Akankah Al-Taamari Bersinar di Laga Final?

Pemain Yordania, Mousa Suleiman Al-Taamari, telah menjadi salah satu bintang di ajang Piala Asia kali ini, dan namanya tengah menjadi pembicaraan banyak orang saat ini.

Pemain berusia 26 tahun itu seakan menyimpan permainan terbaiknya untuk laga semifinal, saat dia menjadi penyuplai bola untuk gol pertama Yordania di laga melawan Korea Selatan, sebelum akhirnya mencetak gol kedua Yordania hingga Chivalrous sukses menyingkirkan Taegeuk Warriors dan berhasil melaju ke final.

Al-Taamari telah menikmati perjalanan karirnya yang terus meningkat secara stabil selama bertahun-tahun, hingga ia menjadi salah satu dari hanya sedikit pemain Yordania yang merumput di Eropa, saat ia gabung klub APOEL di Siprus pada tahun 2018.

Penampilannya yang mengesankan di klub itu membuatnya direkrut klub asal Belgia, OH Leuven, sebelum akhirnya pindah ke tim Ligue 1, Montpellier, tahun lalu, dan menjadi pemain yang langganan tampil di tim utama klub Perancis tersebut di salah satu liga terbesar Eropa.

Seperti rekan-rekannya sesama pemain Timnas Yordania, penyerang 26 tahun ini sekarang tinggal selangkah lagi meraih prestasi tertinggi di sepak bola Asia – sebuah prestasi yang sepertinya tak pernah bisa dibayangkan beberapa pekan lalu.

Sementara Qatar memiliki Akram Afif sebagai andalan mereka, Yordania punya Al-Taamari yang pastinya akan berusaha sekuat tenaga memberi hasil gemilang di laga akbar dalam karirnya, final Piala Asia.

Berhasilkah Qatar Membongkar Pertahanan Yordania?

Sejak Aymen Hussein sukses membawa Irak menang 2-1 atas Yordania setelah menit ke-76 menit laga babak 16 besar kedua tim, Yordania yang diasuh pelatih asal Maroko, Hussein Ammouta, belum pernah kebobolan lagi hingga saat ini – termasuk di babak tambahan waktu, yakni lebih dari 200 menit jalannya laga. Bahkan, Tajikistan maupun Korea Selatan tak berhasil membongkar lini belakang Yordania dalam pertemuan mereka setelah itu.

Dua kemenangan beruntun di perempatfinal dan semifinal telah membawa Yordania melaju ke babak final. Australia – yang kalahkan Indonesia 4-0 di babak 16 besar, menjadi satu-satunya tim yang berhasil amankan clean sheet di babak sistem gugur, sementara tiga clean sheet yang berhasil diamankan Yordania dalam enam pertandingan yang mereka lakoni di Piala Asia sejauh ini hanya berhasil disamai Australia, Thailand dan calon lawan mereka malam nanti, Qatar.

Melawan Korea Selatan, Yordania hanya berhasil mengantongi ball possession sebesar 30 persen, tetapi mereka justru berhasil membatasi pergerakan para pemain asuhan Jurgen Klinsmann itu yang hanya bisa lakukan tujuh kali tembakan, tanpa ada satupun yang on target.

Yordania juga bermain klinis usai jeda ketika mereka perlahan-lahan singkirkan Korea Selatan, menyusul strategi permainan yang berjalan gemilang. Kini, jika Qatar ingin pertahankan gelar juara mereka, maka tim asuhan Tintin Marquez Lopez itu harus bisa membongkar tebalnya tembok pertahanan Yordania yang kini sudah semakin baik seiring makin ketatnya turnamen empat tahunan ini.

Muncul Juara Piala Asia yang Baru, atau Juara Berturut-turut Nih?

Saat Qatar singkirkan Iran untuk melaju ke final Piala Asia edisi ke-18 ini, mereka berhasil samai catatan gemilang Australia yang berhasil mencapai final back-to-back di tahun 2011 dan 2015.

Namun, the Socceroos hanya memenangkan salah satu di antaranya, dan tim terakhir yang berhasil menyabet gelar juara di dua edisi Piala Asia berbeda secara berturut-turut adalah Timnas Jepang, yakni pada tahun 2000 dan 2004. Sebelumnya ada Timnas Arab Saudi, Iran dan Korea Selatan yang sukses lakukan hal itu.

Sementara itu, kemenangan Yordania atas Korea telah membuat The Chivalrous menjadi tim ke-11 yang berhasil mencapai final, sejak format babak sistem gugur diperkenalkan di tahun 1972.

Lima negara lain yang tampil di final untuk pertama kalinya dan akhirnya berhasil mengangkat trofi adalah, Iran (1972), Arab Saudi (1984), Jepang (1992), Irak (2007) dan Qatar (2019).

Tim manapun yang memenangkan final pada Sabtu malam ini, tentunya akan menciptakan lebih banyak sejarah. Jika Qatar berhasil menang secara beruntun, maka mereka akan menjadi tim kelima yang memenangkan gelar lebih dari satu kali, dan akan menjadi salah satu tim terhebat yang pernah meramaikan turnamen empat tahunan ini.

Jika Yordania yang tampil sebagai juara, maka mereka akan menjadi pemenang Piala Asia ke-10 setelah penampilan mereka yang mengejutkan di edisi kali ini, ini tentu akan menjadi topik utama di berita bola dunia.

Tautan sumber