Gila Bola – Lima tahun yang lalu, Chelsea mendapat hukuman larangan transfer yang mencegah mereka merekrut pemain baru selama musim 2019/2020, namun justru ada hikmah besar yang didapatkan.
Dalam kondisi tersebut, Frank Lampard memberikan kesempatan besar kepada lulusan akademi Cobham untuk bergabung dengan tim utama. Meskipun Chelsea hanya finis di posisi keempat, musim itu dianggap sukses besar.
Pemain-pemain muda seperti Mason Mount, Tammy Abraham, Reece James, dan Fikayo Tomori menjadi pilar utama tim, sementara Billy Gilmour dan Tariq Lamptey juga mendapatkan kesempatan debut di level senior.
Setahun kemudian, Lampard meninggalkan klub dan Thomas Tuchel mengambil alih, membawa Chelsea menjadi juara Liga Champions. Pemain-pemain yang direkrut dengan harga mahal seperti Timo Werner, Kai Havertz, Ben Chilwell, dan Edouard Mendy memainkan peran penting dalam keberhasilan itu.
Namun, kontribusi dari pemain-pemain akademi yang diberi kesempatan pada musim 2019-2020 juga sangat vital dalam kemenangan tersebut seperti Mason Mount dan Reece James yang menjadi starter penting tak tergantikan.
BACA JUGA:Mikel Arteta Tersanjung Dengan Mikel Merino Saat Update Cedera Martin Odegaard Terungkap!Manchester City Blunder Lagi? Usai Cole Palmer, Kini Liam Delap Bersinar Usai Dilepas Guardiola!Laga Man United vs Porto Bisa Jadi Laga Penghakiman Bagi Erik Ten Hag!Kini, Chelsea berada dalam situasi yang berbeda. Kedatangan Todd Boehly, Behdad Eghbali, dan Clearlake Capital sebagai pemilik baru telah menciptakan obsesi berlebihan terhadap perekrutan pemain baru.
Lebih dari Rp 18 Trilyun telah dihabiskan untuk pemain sejak 2022, namun hasil yang diharapkan tidak tercapai, dan Chelsea malah mengalami kemunduran meskipun ada investasi besar-besaran tersebut di bursa transfer.
Klub ini menghindari pembelian entitas terkenal dan lebih mengandalkan potensi scouting dari Joe Shields, Laurence Stewart, dan Paul Winstanley. Secara keseluruhan, 34 pemain telah bergabung dengan Chelsea sejak kedatangan Clearlake Capital, yang telah menyebabkan skuad yang sangat membengkak.
Saat ini, Chelsea memiliki 45 pemain tim utama menurut situs web klub, namun mereka terus dikaitkan dengan perekrutan lebih lanjut. Misalnya, Samu Omorodion dan Victor Osimhen bisa saja tiba sebelum jendela transfer musim panas 2024 berakhir.
Padahal, raksasa London Barat sudah punya banyak pemain seperti Nicolas Jackson, Christopher Nkunku, Marc Guiu, Romelu Lukaku, Armando Broja, dan Deivid Washington sebagai opsi penyerang tengah.
Dalam kondisi ini, muncul pertanyaan: apakah Chelsea akan mendapatkan manfaat dari larangan transfer? Meski terdengar ekstrem, ada argumen yang mendukung gagasan tersebut.
Pemain muda membutuhkan waktu bermain untuk berkembang, namun Chelsea tidak memiliki rencana pengembangan yang jelas meskipun memprioritaskan perekrutan pemain muda.
Banyak pemain muda dalam daftar pemain yang berarti beberapa dari mereka tidak akan mendapatkan menit bermain yang diperlukan untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.
Meski begitu, pengeluaran besar Chelsea tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Nama-nama seperti Mike Penders (KRC Genk), Aaron Anselmino (Boca Juniors), dan Gabriel Mec (Gremio) siap menjadi pemain muda terbaru yang bergabung dengan klub.
Jika Chelsea benar-benar ingin para pemain muda ini menjadi pemain reguler di tim utama, larangan transfer bisa menjadi solusi. Dengan larangan transfer, pemain-pemain muda ini akan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bermain di tim senior karena tidak ada pemain baru yang menghalangi jalan mereka.
Jika Chelsea hanya melihat para pemain muda ini sebagai mesin pencari keuntungan, larangan transfer juga bisa menghentikan mereka diperlakukan hanya sebagai produk komersial.
Meskipun kemungkinan larangan transfer yang diberlakukan oleh UEFA atau badan sepak bola lainnya saat ini kecil, larangan transfer secara tidak langsung dapat membantu klub dan para pemainnya berkembang lebih baik.
Dalam jangka panjang, larangan transfer bisa membawa kembali stabilitas dan keseimbangan dalam pengelolaan pemain di Chelsea. Ini akan memberi klub kesempatan untuk fokus pada pengembangan pemain muda berbakat yang mereka miliki dan mengurangi ketergantungan pada pembelian pemain baru secara besar-besaran.