Tak banyak yang mengenal nama Enzo Marescasebelum ini, dia telah berubah dari pemain muda di Liga Inggris kemudian kini menjelma menjadi asisten Pep Guardiola yang paling duburu, dan bahkan ia sekarang menjadi kandidat utama untuk posisi manajer Chelsea.
The Blues telah berbicara dengan Maresca, yang telah berhasil mengantarkan Leicester City menjuarai Championship, kompetisi kasta kedua Liga Inggris, di saat Chelsea edang mencari pengganti posisi Mauricio Pochettino di Stamford Bridge.
Jika The Blues berhasil mendatangkan Maresca, seharusnya ia akan bisa mengakhiri pencarian manajer baru Chelsea, karena bisa dikatakan Maresca adalah salah satu yang terbaik.
Tapi siapa pelatih asal Italia yang masih berusia 44 tahun ini? Dan mengapa Chelsea akan beruntung jika bisa mendapatkannya? Dan apakah ia akan mampu bertahan dengan kebiasaan Todd Boehly sang juragan The Blues yang gemar gonta-ganti pelatih dalam waktu singkat?
BACA JUGA:Jadwal Liga Konferensi Eropa Malam ini Musim 2024/2025Jadwal Liga Europa Malam Ini Musim 2024/2025Jadwal Bola Malam Ini, Siaran Langsung Sepak Bola di TV Hari IniEnzo Maresca, Pemain Muda Yang Terlupakan
Enzo Maresca sebenarnya memulai karir bermain profesionalnya pada usia 18 tahun dengan West Brom setelah menimba ilmu di sistem yunior Cagliari.
Itu terjadi meskipun dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris sama sekali saat pertama kali tiba di West Midlands.
Maresca menjalani dua musim bersama The Baggies sebelum pindah ke Juventus pada tahun 2000 dengan kesepakatan transfer yang mencatatkan rekor bagi West Brom senilai £4,5 juta.
Dia bermain di bawah dua pelatih hebat di Turin, yaitu Carlo Ancelotti dan Marcello Lippi.
Enzo Maresca pernah bermain di seluruh Eropa untuk Bologna, Piacenza, Fiorentina, Sevilla, Olympiacos, Málaga, Sampdoria dan Palermo.
Dia kemudian mengakhiri karir bermainnya pada tahun 2017 bersama Hellas Verona di divisi kedua Italia.
Murid Pep Guardiola Yang Paling Diburu!
Enzo Maresca saat ini dianggap sebagai salah satu pelatih muda paling menarik di dunia.
Lahir di Italia pada tahun 1980, ia berhasil membawa Leicester meraih gelar juara Championship di musim pertamanya sebagai pelatih The Foxes.
Karir manajerialnya dimulai di klub kecil Italia Ascoli sebelum direkrut oleh Man City pada tahun 2020 untuk melatih Elite Development Squad mereka.
Dia membawa tim yunior tersebut meraih gelar Premier League 2 di musim pertamanya bekerja untuk The Citizens – sebuah tim yang saat itu diperkuat oleh Cole Palmer.
Pekerjaan di tim senior pertamanya adalah bersama Parma tetapi dia dipecat setelah hanya beberapa bulan karena gagal tampil impresif.
Meskipun tim bermain di Serie B dan Maresca memiliki skuad yang impresif, sayangnya dia gagal membawa Parma promosi ke Serie A.
Dia kembali ke Man City dan bekerja sebagai salah satu asisten Pep Guardiola untuk musim 2022/23 saat mereka meraih Treble Winner.
Maresca kemudian mengambil alih posisi pelatih skuad Leicester City yang terdegradasi musim panas lalu dan langsung memberikan dampaknya, The Foxes memenangkan gelar Championship musim lalu.
Maresca menunjukkan dedikasinya pada pekerjaan tersebut dengan tinggal di tempat latihan selama dua bulan pertama setelah pengangkatannya.
Dia dianggap sebagai murid terbaik Pep guardiola dan pernah berkata: “Bagi seorang pelatih, penting untuk memiliki mentalitas seperti pemain catur.”
Tanggal lahir / Umur: | 10 Feb 1980 (44 Tahun) |
Tempat kelahiran: | Pontecagnano Faiano, Italia |
Kebangsaan: | Italia Italia |
Lisensi Kepelatihan: | Lisensi Pro UEFA |
Formasi yang disukai: | 4-3-3 Attacking |
Telah Belajar Banyak Dari Pelatih Kelas Dunia!
Selama karir bermainnya, dia bermain di bawah Carlo Ancelotti dan Marcello Lippi – dan juga bersama mantan bos Brighton Roberto de Zerbi.
Saat itu Ancelotti baru saja memulai karirnya sebagai manajer dan Maresca bisa melihat dengan jelas bagaimana Ancelotti sangat ingin menjadi pelatih.
Menurutnya, Ancelotti adalah sosok yang sangat tegas, jujur, dan rendah hati dan luar biasa dalam hal hubungan dengan para pemainnya.
Sementara itu Marcelo Lippi di mata Maresca dirasa jauh lebih tegas tetapi fantastis dalam hal motivasi.
Setelah pensiun dari lapangan sebagai pemain bola, Maresca sempat absen selama tiga tahun sebelum kembali ke dunia sepak bola bersama Elite Development Squad City, menjuarai Premier League 2 pada tahun 2021.
Pelatih ahli taktik ini sempat melatih Parma sebelum kembali ke City pada tahun 2022 sebagai asisten Guardiola.
Hal tersebut memberi Maresca kesempatan untuk belajar dari legenda Spanyol itu secara langsung, seperti yang pernah dilakukan Mikel Arteta sebelum mengambil alih pekerjaan di Arsenal.
Jadi tak lama kemudian, giliran Maresca untuk mengambil langkah berani ketika Leicester – yang baru saja terdegradasi dari Liga Premier – datang menawarinya pekerjaan.
Menurut Maresca, datang ke Leicester adalah keputusan yang mudah karena ide mereka selaras. Leicester ingin mengubah cara bermain mereka dan menyegarkan segalanya. Dan yang paling penting adalah mereka sabar.
Leicester tahu terkadang perubahan tidak bisa dilakukan dengan cepat, mereka menyadari itu. Dan menurut Maresca, ketika klub sadar dan sabar, satu-satunya target adalah mewujudkan apa yang mereka inginkan.
Masalahnya adalah ketika orang mulai gugup, ini bisa menjadi masalah besar! Seperti juragan Chelsea?
Berperan Besar Dalam Kebangkitan Leicester City
City merekrut asisten manajer Carlos Vicens dan Juanma Lillo setelah Guardiola memberikan restu kepada Maresca untuk pergi.
Sejak awal Pep tahu bahwa Maresca benar-benar ingin menjadi manajer. Dan Pep selalu mendorong Maresca untuk terus berkembang.
Maresca mengubah Foxes menjadi tim berbasis penguasaan bola yang secara teratur berbaris dengan formasi 4-3-3 atau terkadang 4-2-3-1 sambil dikenal bermain dengan bek sayap yang terbalik.
Timnya semakin kuat dan akhirnya mengungguli Ipswich dalam perebutan gelar dengan selisih hanya satu poin.
Namun, sepak bola revolusioner Maresca di King Power harus dibayar mahal dengan klub-klub top yang tiba-tiba memperhatikannya.
Klub | Posisi | Datang | Habis Kontrak | Pertandingan |
---|---|---|---|---|
Leicester City | Pelatih Kepala | 23/24 (1 Jul 2023) | 25/26 (30 Jun 2026) | 53 |
Manchester City | Assisten Pelatih | 22/23 (5 Jul 2022) | 22/23 (30 Jun 2023) | 61 |
Parma Calcio 1913 | Pelatih Kepala | 21/22 (27 Mei 2021) | 21/22 (23 Nov 2021) | 14 |
Manchester City U23 | Pelatih Kepala | 20/21 (28 Agt 2020) | 20/21 (26 Mei 2021) | 28 |
West Ham United | Assisten Pelatih | 18/19 (1 Jul 2018) | 19/20 (30 Des 2019) | 64 |
Sevilla FC | Pelatih Teknik | 17/18 (29 Apr 2018) | 17/18 (30 Jun 2018) | 4 |
Sevilla FC | Assisten Pelatih | 17/18 (30 Des 2017) | 17/18 (28 Apr 2018) | 28 |
Ascoli Picchio | Assisten Pelatih | 16/17 (1 Jun 2017) | 17/18 (21 Nov 2017) | 17 |
Alasan Kenapa Enzo Maresca Tepat Bagi Chelsea!
Dan untuk Chelsea, Maresca sesuai dengan kriteria mereka. Mantan bos Tottenham dan PSG yang berpengalaman, Pochettino meninggalkan klub hanya setelah satu musim dan berselisih dengan dewan direksi.
Jadi untuk ketiga kalinya di bawah kepemilikan bersama Todd Boehly dan Behdad Eghbali, mereka kembali mencari seorang pelatih.
Tetapi dewan direksi tidak sedang mencari seorang pelatih yang sudah punya koleksi banyak trofi dan selalu ingin ikut dalam mengambil keputusan dan menjalankan klub.
Sebaliknya, mereka mengalihkan perhatian mereka ke bos muda dengan ide-ide segar yang akan melakukan bagian mereka untuk mengubah keadaan di lapangan dan menyerahkan sisanya kepada hierarki klub.
Kieran McKenna manajer Ipswich yang baru saja dikalahkan oleh Leicester asuhan Maresca awalnya adalah sosok favorit untuk menempati posisi tersebut.
Namun Chelsea memberi tahu McKenna yang juga dikaitkan dengan posisi Erik ten Hag di Manchester United, bahwa dia tidak lagi dipertimbangkan.
Pelatih Brentford, Thomas Frank, adalah orang lain yang masuk dalam opsi dewan direksi The Blues.
Tapi dari semuanya, tidak ada yang membuat dampak lebih besar dari Maresca, yang sekarang semakin mendekati kesepakatan untuk mengambil alih posisi manajer di Chelsea.
Ini sebensarnya akan merugikan tim London Barat sekitar £ 10 juta sebagai kompensasi memboyongnya dari Leicester City, tetapi dewan klub merasa itu akan menjadi biaya yang dikeluarkan dengan baik.
Mereka terdorong saat melihat anak didik Guardiola lainnya yaitu Mikel Arteta, mengubah Arsenal menjadi penantang gelar juara.
Dan Maresca menghadapi tugas yang sama menantangnya setelah Chelsea mengaakhiri musim dengan mengecewakan di posisi keenam.
Pochettino bertahan satu musim, Graham Potter hanya setengah tahun lebih dan Thomas Tuchel hanya empat bulan bekerja di bawah Boehly dan Eghbali.
Sekarang tinggal masalah waktu sampai Maresca menjadi yang terbaru untuk mencoba dan membawa Chelsea kembali ke masa kejayaan mereka yang sarat dengan trofi.
Dia akan ditawari kontrak tiga tahun – sebagai tanda komitmen The Blues untuk menjadikan penunjukan itu sebagai bagian dari rencana jangka panjang.
Dan Chelsea berharap bisa menyelesaikan kesepakatan itu hanya dalam beberapa hari.
Apakah Enzo Maresca akan mampu membawa Chelsea terbang tinggi? Atau Todd Boehly akan kembali dengan sumbu pendeknya dan terburu-buru memecat manajer barunya sebelum sempat menunjukkan hasil? Hanya waktu yang akan bisa menjawabnya!