Frenkie de Jong di Laga Getafe vs Barcelona

Gila Bola – Getafe vs Barcelona berakhir imbang tanpa gol, Senin (14/8). Tiga hal penting bisa dipetik oleh tim juara bertahan dari laga pembuka musim ini yang mereka jalani di kandang lawan.

Barcelona barangkali bisa melakukannya (menang) jika tak mainkan laga pembuka La Liga mereka musim ini di Coliseum Alfonso Pérez.

Di  stadion itu, Barcelona secara tradisional memang kerap kali harus berjuang ekstra keras hadapi Getafe. Apalagi, mereka mendapat ‘bonus’ panasnya suhu udara di kawasan itu yang mencapai 31 derajat – bahkan di saat jam telah menunjukkan pukul 21.30 waktu setempat.

Terutama untuk laga di babak pertama laga Getafe vs Barcelona yang terasa panjang, narasi yang biasa terdengar kembali terjadi, karena tuan rumah secara konsisten berhasil menyulitkan Blaugrana.

Hasil akhirnya kemungkinan sebuah refleksi yang fairdari penampilan kedua tim, dan berikut ini tiga hal yang bisa dipetik dari pertandingan tersebut, seperti dilansir Barca Blaugranes:

BACA JUGA:Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!

Wasit Harus Bertanggung Jawab, Tapi Raphinha Seharusnya Lebih Tahu

Sudah lama jadi perdebatan bahwa wasit di Spanyol berada di bawah standar, dan itu benar-benar terbukti dalam laga ini.

Walaupun keputusannya menguntungkan Barcelona – dengan tak memberi kartu kepada Ronald Araujo karena telah menangkap kartu, tapi banyak keputusan wasit dan asistennya yang salah di laga Getafe vs Barcelona ini.

Tak berikan hadiah penalti pada Barca di akhir laga ini menjadi keputusan yang paling tak bisa dipercaya yang terjadi di lapangan sepak bola.

Selain itu, beberapa kali Damián Suárez lakukan penjegalan kasar ke arah pemain Barcelona yang tengah membawa bola, sementara pemain tuan rumah yang lainnya juga lakukan pelanggaran kasar tanpa sama sekali ada yang dihukum.

Terlepas dari itu semua, Raphinha harusnya bermain sabar dan jauh lebih baik ketimbang lakukan aksi menyikut pemain lawan di hadapan asisten wasit.

Sikapnya yang tidak dewasa tak cuma merugikan Blaugrana, tetapi juga membuat Xavi harus bekerja keras memilih pemain yang akan diturunkannya di beberapa laga berikutnya.

Robert Lewandowski Harus Dilayani

Lewandowski pastinya tahu ke mana ia harus menyarangkan bola, tapi pemain internasional Polandia tersebut kesulitan menjadi pemain nomor sembilan.

Dia sangat tergantung pada pelayanan yang diberikan pemain melebar atau melalui bola umpan para gelandang, tetapi kesulitan dapatkan dua dukungan tersebut di laga Getafe vs Barcelona.

Bahkan di saat mereka berhasil mencapai Lewandowski, dia bermain tak cukup tajam untuk menyelesaikannya dengan baik.

Selain itu ada pula fakta bahwa Getafe mainkan lima pemain bertahan yang kaku dan sangat sulit untuk diterobos, bahkan lebih sulit saat mereka menjadi enam pemain di lini belakang.

Barca harus temukan cara untuk mengalahkan taktik seperti ini di masa datang. Kalau tidak, maka mereka akan sangat mudah dibendung – dan tim-tim yang lebih baik dari Getafe akan dengan mudah membuat Barca membayarnya.

Frenkie de Jong Tampil Menawan

Barangkali itu penutup yang diberikan Oriol Romeu, atau barangkali belenggunya telah lepas setela Sergio Busquets hengkang.

Apapun alasannya, Frenkie de Jong tampil menawan di laga Getafe vs Barcelona dini hari tadi.

Kuat secara bertahan, dia juga kerap menyerbut ke depan dan ini menjadi ciri permainan menyerang Blaugrana yang akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan Barca.

De Jong juga sodorkan umpan yang tepat sasaran dan jarang salah dalam sodorkan bola, sementara ia juga tunjukkan permainan papan atas.

Secara transisi, Barça jauh lebih baik saat aksi penyerangan dilakukan pemain asal Belanda ini – yang layak menjadi Man of the Match.

Tautan sumber