Gila Bola – Tahukah kamu sudah berapa lama Gian Piero Gasperini melatih Atalanta di Serie A? Tujuh tahun dan enam bulan serta 20 hari, terhitung pada 3 Januari 2024 ini. Tahu berapa jumlah piala yang diraihnya. Nihil! Lho, kok belum dipecat? Itulah dia.
Atalanta di Serie A adalah satu dari sedikit klub yang ideal untuk para pelatih sepak bola yang tidak mau stres sampai botak seperti Pep Guardiola, atau menjadi seorang yang pemarah seperti Jurgen Klopp. Tidak ada tekanan harus menang, menang, menang setiap minggunya dari pihak direksi klub.
Tidak semua klub menargetkan piala. Ada yang sudah cukup puas untuk bisa bertahan di divisi teratas sepak bola negaranya, seperti Atalanta dan juga beberapa klub lain yang tampil biasa-biasa saja dan para manajernya juga aman di posisinya masing-masing.
Gasperini Manajer Bola No 4 Paling Awet
Tahukah kamu di ranking berapa Gasperini bertahan di antara para manajer sepak bola paling awet di Eropa? Nomor empat!
Tapi siapa saja tiga manajer paling lama bertahan di posisinya, yang memiliki durasi lebih lama? Jurgen Klopp salah satunya. Sang manajer Jerman itu sudah berada di Liverpool sejak Oktober 2015. Sementara Gasperini baru datang pada Juni 2016.
BACA JUGA:Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester UnitedTimnas Indonesia Tanpa Maarten Paes Hadapi BahrainDi atas Klopp masih ada pelatih Freiburg Christian Streich yang sudah melatih klub dari kota di area Black Forest di Jerman itu dari tahun 2011. Mukanya sudah terlihat letih dan tua, tapi masih bisa bertahan di posisinya tanpa dipecat.
Dan di puncak daftar pelatih paling betah di posisinya adalah Diego Simeone di Atletico Madrid. Sudah melatih di klub LaLiga itu sejak Desember 2011. Tim naik turun dan belum satu kali pun meraih trofi kuping besar Liga Champions, meski lolos ke final dua kali.
Namun El Cholo berhasil bertahan di posisinya dan bahkan meraih gelar sebagai salah satu pelatih dengan gaji terbesar di seantero Eropa. Mengapa bisa begitu? Karena ambisi klubnya tidak besar-besar amat.
Alasan Gasperini Bisa Bertahan Sekian Lama
Anda harus melihat posisi klub sebagai bekas tim yang naik dan turun dari Serie A ke Serie B lalu kembali lagi ke divisi teratas sebagai alasan terkuat Atalanta untuk mempertahankan manajer kelahiran 26 Januari 1958 tersebut.
Saat sang pelatih Italia ini tiba di klub berjuluk La Dea ini pada Juni 2016, tahu gak posisi tim ada di mana? Mereka baru saja promosi ke divisi teratas Italia pada 2011/12 dan menduduki posisi 12, 15, 11, 17 dan akhirnya ranking 13 pada musim terakhirnya saat Gasperini datang pada Juni 2016.
Sentuhan tangan emasnya segera terlihat. Atalanta secara berturut-turut kemudian menduduki urutan kempat dan ketujuh dari dua musim pertamanya, sebelum merebut ranking ketiga selama tiga musim berturut-turut sejak 2018/19 sampai 2020/21.
Mereka sedikit turun akhir-akhir ini, posisi kedelapan pada tiga musim silam, urutan kelima dan keenam dari dua musim terakhirnya di Liga Italia. Tapi Gasperini mengimbanginya dengan selalu lolos ke salah satu dari tiga kompetisi Eropa sejak kedatangannya pada 2016.
Selain itu La Dea tidak pernah finish di bawah 10 besar Liga Italia sejak si pelatih ini datang ke Bergamo. Faktanya, bahkan tidak pernah lebih rendah daripada posisi kedelapan klasemen!
Atalanta Bergamasca Calcio sudah dua kali lolos ke final Coppa Italia pada 2019 dan 2021, dan keduanya gagal! Tapi si pelatih dengan rambut putih itu sudah dua kali meraih gelar Pelatih Terbaik di Serie A pada tahun 2019 dan 2020!