Kemampuan Defensif Trent Alexander-Arnold Diklaim Hanya Selevel Championship

Trent Alexander-Arnold kerap mendapatkan kritikan atas kemampuannya untuk bertahan dan sekarang legenda Prancis Frank Leboeuf ikut-ikutan dalam memberikan penilaian pedas bagi bek Liverpool itu.

Sebenarnya ada banyak juga yang mengagumi Trent Alexander-Arnold terutama karena kemampuan ofensifnya dan kualitas umpan silangnya yang luar biasa, dengan legenda besar bek kanan dan salah satu yang terbaik dalam sejarah Marcos Cafu pernah begitu memuji bintang Liverpool itu.

Tapi di balik keunggulan kualitas kreativitas dan menyerang pemain berusia 23 tahun itu, ada titik lemah yang kerap disorot yaitu kemampuannya dalam bertahan dan membaca serangan lawan.

Kini satu kritikan lagi datang dari legenda timnas Prancis dan mantan pemenang Piala Dunia 1998, Frank Leboeuf, yang menyoroti bagaimana kekurangan kemampuan dalam kinerja defensif bahkan membuat Trent Alexander-Arnold diabaikan timnas Inggris.

Legenda yang juga pernah bermain di Premier League bersama Chelsea itu, seperti diberitakan via Journal du Dimanche, mengakui bahwa dia sangat mengagumi kualitas ofensif bek kanan Liverpool itu, tapi menuding bahwa kemampuan defensifnya hanya selevel divisi Championship.

Frank Leboeuf menegaskan bahwa satu-satunya yang menolong Trent Alexander-Arnold untuk membuat kekurangan defensifnya itu tidak terekspos besar-besaran adalah karena taktik Jurgen Klopp di Anfield yang mendukungnya. Ketika taktik The Reds kemudian tidak berjalan lancar di atas lapangan, maka kelemahan bek 23 tahun itu akan dengan mudah dilihat.

BACA JUGA:Zhejiang FC 1-0 Persib Bandung: Igbonefo Blunder, Sering Kehilangan Momentum!Kylian Mbappe Absen di Timnas Perancis Akibat CederaSkuad Timnas Inggris Oktober 2024: Solanke Masuk, Maguire-Bowen-Maddison Dicoret!

Sebenarnya ini telah dibuktikan salah satunya selama kekalahan 4-1 Liverpool dari Napoli di Liga Champions belum lama ini. Bek timnas Inggris itu jelas terlihat sekali kelemahannya dalam bertahan dan bahkan seperti tidak niat bertahan yang membuat dirinya, dan Joe Gomez, menjadi pemain yang paling banyak dikritik selama kekalahan tersebut.

Tautan sumber