Gila Bola – Bintang Napoli asal Georgia Khvicha Kvaratskhelia mencetak satu gol dan memberi satu assist dalam kemenangan 4-0 negaranya atas Siprus dalam lanjutan kualifikasi Piala Eropa, Minggu malam (15/10).
Namun nasib negaranya, apakah lolos atau tidak ke putaran akhir Euro 2024 di Jerman, masih jauh dari kepastian dikarenakan posisi klasemen dan nilai yang masih jauh dari cukup.
Georgia usai kemenangan ini masih berada di posisi keempat klasemen Grup A, nilai tujuh, dan sudah menyelesaikan enam pertandingan dari total delapan. Di atas kertas masih bisa mendapatkan enam poin lagi.
Di atas mereka pada urutan pertama Skotlandia dengan total nilai 15, kemudian Spanyol urutan kedua 12 poin dan Norwegia di posisi ketiga 10 poin.
Bagaimana Peluang Kvaratskhelia Lolos?
Sangat diragukan bahwa Georgia akan mampu meraih enam poin dari dua laga mereka berikutnya.
BACA JUGA:Lihat Video Viral Ini! Bek Real Madrid Antonio Rudiger Main Judo, Harusnya Kartu Merah!Peter Schmeichel Kisahkan Beratnya Pendidikan Militer Era Alex Ferguson di Manchester UnitedTimnas Indonesia Tanpa Maarten Paes Hadapi BahrainItu karena dua pertandingan tersisa akan menghadapi dua tim terkuat di Grup A ini, Skotlandia, dalam laga kandangnya 16 November 2023 mendatang dan tandang ke Spanyol pada 19 November.
Skuad Kvaratskhelia kalah 2-0 pada perjumpaan pertama mereka di Hampden Park pada bulan Maret lalu dengan dua gol dilesakkan oleh pemain Manchester United, Scott McTominay.
Setelah itu Georgia dihabisi dengan skor 1-7 oleh tamunya Spanyol pada 8 September lalu saat kapten tim La Roja, Alvaro Morata, melesakkan tiga gol, selain satu gol masing-masing dari Dani Olmo, Nico Williams, dan Lamine Yamal. Plus satu gol bunuh diri tim tuan rumah.
Itu sebabnya selisih gol the Crusaders ini sangat buruk, 9 memasukkan, 13 kebobolan, atau minus empat.
Di atas kertas Georgia masih bisa mendapatkan enam poin jika mengalahkan Skotlandia dan kemudian Spanyol, dan mengoleksi 13 poin pada akhir kualifikasi.
Di saat yang sama mereka akan mengharapkan Spanyol kalah tiga kali saat tandang ke Norwegia, kemudian tandang ke tim terlemah Siprus dan menyambut kedatangan Kvaratskhelia pada hari terakhir. Apakah itu mungkin terjadi? Skuad Luis de la Fuente kalah tiga kali?
Demikian juga McTominay dan rekan-rekannya kalah dua kali lagi saat tandang ke Georgia dan kemudian menjamu Norwegia? Jadi dengan kata lain, nasib the Crusaders sudah berakhir.