Luka Modric menjadi legenda hidup lainnya yang mencari penebusan di Piala Dunia saat dia mempertaruhkan statusnya sebagai salah satu gelandang terbesar dalam sejarah sepak bola.
Gila Bola – Banyak pembicaraan yang menyebutkan bahwa Piala Dunia 2022 ini adalah milik Lionel Messi, pemain yang dianggap sebagai yang terbesar di dunia dan akan menjadi turnamen Piala Dunia terakhirnya di usianya kini yang sudah mencapai 35 tahun.
Piala Dunia 2022 akhirnya diharapkan banyak pihak sebagai kesempatan terakhir dan terbaik bagi La Pulga untuk mengukuhkan statusnya sebagai pemain terbesar dunia dengan memenangkannya bagi timnas Argentina, yang terakhir kali menjuarainya pada 1986.
Sementara sebagian besar fokus di Qatar 2022 tertuju pada Lionel Messi yang berusia 35 tahun, banyak yang luput dari perhatian kepada Luka Modric, legenda hidup lain yang juga mencari penebusan di Piala Dunia untuk statusnya sebagai salah satu pemain lini tengah terbesar dalam sejarah sepak bola.
Pujian Lionel Scaloni
Diberitakan dari Fox Sports, manajer timnas Argentina Lionel Scaloni mengatakan, “Saya harus mengatakan bahwa sangat menyenangkan melihatnya bermain di lapangan, dia adalah panutan bagi banyak dari kita, tidak hanya karena bakatnya sebagai pemain, tetapi juga perilakunya.”
BACA JUGA:Skuad Timnas Inggris Oktober 2024: Solanke Masuk, Maguire-Bowen-Maddison Dicoret!Vincent Kompany Gigih Membela Diri Usai Bayern Munchen KalahZhejiang FC vs Persib Bandung: Duel Dua Tim Dengan Target Menang!Tidak, jangan salah, bos Albiceleste tidak sedang berbicara tentang supestar negaranya, Lionel Messi, melainkan sedang berbicara tentang kapten timnas Kroasia, Luka Modric, jelang pertemuan mereka di babak semifinal Piala Dunia.
Pujian dari Lionel Scaloni menunjukkan betapa dunia sepak bola sangat menghargai gelandang berusia 37 tahun, yang masih mempertahankan statusnya sebagai gelandang papan atas Eropa bersama Real Madrid dan timnas Kroasia.
Tua-Tua Keladi
Jelang pertandingan semifinal Piala Dunia 2022 kontra timnas Argentina, manajer timnas Kroasia Zlatko Dalic mengatakan tentang gelandang andalan timnya, “Banyak yang sudah mencoretnya, karena usianya. Tapi dia telah membawa kami ke semifinal.”
Luka Modric memang luar biasa. Setelah memimpin The Blazerske final Piala Dunia empat tahun lalu sebagai tim non-unggulan, dan membuatnya kemudian dianugerahi Ballon d’Or 2018, sekarang dia hampir mengulang pencapaian serupa.
Memang, di atas kertas, timnas Kroasia bukanlah favorit, tapi mereka bisa mencapai final 2018 sebelum dikalahkan timnas Prancis, mereka juga kali ini berhasil menyingkirkan favorit turnamen, timnas Brasil, di babak perempat final. Jadi, sementara timnas Argentina adalah favorit di semifinal ini, pasukan Zlatko Dalic tidak boleh sembarangan dicoret, terutama dengan keberadaan Luka Modric di skuad mereka.
Penebusan Modric
Luka Modric adalah katalisator yang tak terbantahkan bagi kesuksesan timnas Kroasia. Kualitas utamanya adalah penguasaan bola secara total. Hampir tidak mungkin untuk merebut bola darinya tanpa melakukan pelanggaran, dan dia hampir selalu memainkan umpan yang sempurna pada waktu yang tepat.
Di usia 37 tahun, dia masih memainkan 485 menit dari 510 menit timnas Kroasia di Piala Dunia ini, termasuk semua 120 menit melawan timnas Brasil. Lionel Messi boleh dianggap sebagai yang terhebat sepanjang masa, tetapi Luka Modric mengklaim sebagai yang terhebat di generasi ini setelah dia dan Cristiano Ronaldo.
Sementara banyak sorotan yang ditujukan pada Lionel Messi untuk akhirnya mengangkat trofi Piala Dunia di kesempatan terakhirnya dan dunia pun mendukungnya, banyak yang lupa pada legenda hidup lain Luka Modric, yang juga siap mempertegas statusnya sebagai salah satu gelandang terbesar sepanjang masa dengan mempersembahkan trofi yang ‘mustahil’ bagi timnas Kroasia.