Kapten timnas Belgia, Kevin De Bruyne, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah timnya menderita kekalahan 2-0 dari Prancis dalam laga UEFA Nations League pada Selasa (10/9) dini hari WIB.
De Bruyne, yang terlihat frustrasi sepanjang pertandingan, mengkritik performa rekan-rekannya selama kekalahan melawan Prancis dan mengakui bahwa banyak hal yang tidak berjalan sesuai rencana.
Dalam wawancara dengan televisi Belgia, De Bruyne menyatakan bahwa dia sudah menyampaikan ketidakpuasannya kepada tim saat jeda pertandingan. Namun, ia tidak bisa mengungkapkan secara rinci apa yang salah di hadapan media.
Menurutnya, jika standar yang mereka inginkan adalah yang terbaik, namun mereka tidak lagi mampu mencapainya, maka para pemain harus berusaha maksimal. Jika tidak ada usaha yang optimal, semua akan berakhir dengan kegagalan.
Pemain berusia 33 tahun tersebut juga membandingkan performa Belgia saat ini dengan prestasi mereka di Piala Dunia 2018, di mana mereka berhasil mencapai semifinal.
BACA JUGA:Mikel Arteta Tersanjung Dengan Mikel Merino Saat Update Cedera Martin Odegaard Terungkap!Manchester City Blunder Lagi? Usai Cole Palmer, Kini Liam Delap Bersinar Usai Dilepas Guardiola!Laga Man United vs Porto Bisa Jadi Laga Penghakiman Bagi Erik Ten Hag!Meskipun De Bruyne bisa menerima bahwa timnya mungkin tidak sehebat di tahun 2018, ada beberapa hal yang menurutnya tidak bisa diterima begitu saja. Namun, dia memilih untuk tidak membeberkan lebih lanjut permasalahan tersebut di depan publik.
Dalam wawancara lebih lanjut, De Bruyne mengungkapkan salah satu masalah utama yang dia lihat di pertandingan melawan Prancis, yaitu terlalu banyaknya pemain bertahan di belakang.
Menurutnya, jika terlalu banyak pemain yang bertahan, maka koneksi antara lini belakang dan depan akan terputus, yang membuat serangan sulit dilakukan secara efektif. Hal ini, menurutnya, bukan sekadar masalah transisi, tetapi juga soal pemain yang tidak menjalankan tugas mereka dengan baik.
Pelatih Belgia, Domenico Tedesco, turut memberikan komentarnya mengenai reaksi De Bruyne. Dia memahami kemarahan sang kapten, mengingat De Bruyne memiliki mentalitas juara yang sangat tinggi. Tedesco menegaskan bahwa sebagai pemimpin tim, De Bruyne sering bereaksi emosional ketika hasil pertandingan tidak sesuai harapan.
Prancis sendiri berhasil mengatasi awal yang kurang mulus dan tampil dominan setelah kekalahan mereka dari Italia beberapa hari sebelumnya. Gol dari Randal Kolo Muani dan Ousmane Dembele memastikan kemenangan mereka atas Belgia.
Meskipun Belgia sempat memberikan tekanan di awal pertandingan, Prancis akhirnya mampu mengambil kendali dan menutup pertandingan dengan kemenangan meyakinkan.
Kekalahan ini menambah tekanan bagi Belgia, yang kini harus memperbaiki performa jika ingin melanjutkan kompetisi di UEFA Nations League dengan hasil yang lebih baik.
Dengan kritik tajam dari De Bruyne, yang terbiasa juara bersama Manchester City, tampaknya ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh timnas Belgia untuk kembali bersaing di level tertinggi.